"Bu Anin ke kampus dulu.." pamit gadis itu sambil mengambil telapak tangan Kartika, kemudian ayah tirinya. Gadis itu berangkat lewat pintu samping rumah. Raka yang sudah mengintai sejak pagi segera memanggilnya. "Sssttt! Stttt!" Anindya tetap berlalu, gadis itu tidak memperdulikan panggilannya. Dia masih kesal sangat kesal terlalu kesal. Berulangkali pria itu bilang kalau dirinya jelek, lemot, nggak berguna! Dan seabrek panggilan menyebalkan lainnya. "Ngapain dia panggil-panggil! Sudah ngobok-ngobok sana sini! Malah bilang benci mulu!" Menggerutu sambil menenteng tasnya menuju ke jalan raya. Anindya mempercepat langkah kakinya. Apalagi dia melihat Raka terus mengikutinya dari belakang. Raka berlarian mengejarnya, nafas Raka terdengar tersengal-sengal. "Anin! Lu marah sama gue?!" P