Anindya masih menutupi dadanya dengan kedua tangannya. Gadis tersebut tak mau beranjak dari tempat duduknya. Raka tersenyum menatap wajah pucat gadis tersebut. "Buruan!" Raka mendekat satu inci ke depan. Wajah Anindya semakin pucat karena ulah Raka yang membuatnya kesulitan untuk mengontrol degup jantungnya. "Nggak mau! Cuma mau tanya warna doang! Ngapain buka-bukaan!" Teriak Anindya Putri. Dia tidak bisa mengontrol suaranya. Teriakannya tersebut menggema di dalam ruang kelas yang sudah sepi penghuni. Raka sandi beringsut mundur, dia membatalkan niatnya untuk mengerjai gadis di depannya itu. "Ya sudah gue mau pulang." Raka menenteng tasnya dengan santai keluar dari dalam kelasnya. Tinggal Anindya Putri yang masih sendirian duduk di bangkunya. "Kalau sepi begini, bikin merinding jug