Bab 47. Tekad Sabrina

1076 Kata

“Apa?!” Sabrina tak bisa tak berseru marah. “Kamu dengar aku, Binar butuh aku. Jadi aku harus kembali ke Jakarta secepatnya.” Januar mendesis tajam. “Binar… siapa?” “Ah….” Januar tersadar sejenak. Ia lupa bahwa Sabrina sama sekali tak mengenal kehidupannya selain dengan keluarganya. Maka ia melangkah mendekati sang istri dan berhenti tepat di hadapannya. “Aku bilang, Binar butuh aku. Binar, sahabatku yang paling berharga,” ucapnya pelan. Sabrina memicingkan mata tak percaya. “Sekarang aku istrimu, Kak. Bisa-bisanya kamu menyebutkan nama perempuan lain di depan istri kamu?” Mendengar kalimat Sabrina, Januar jadi tertawa geli. “Apa kamu bilang? Kamu istriku?” Lantas ia menatap gadis mungil di hadapannya dingin setelah tawanya reda. “Kamu lupa siapa yang pertama kali memaksa ini terjadi?

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN