Bab 19. Binar Tidak Pulang

1125 Kata

“Januar! Tunggu!” Binar menahan langkah Januar. “Lo mau ke mana?” Januar menoleh, menatap Binar tajam. “Mau ngasih suami lo pelajaran.” Tatapannya terkunci pada bibir Binar yang masih ada bekas darah di sana. Ia mendengus, kembali melanjutkan langkahnya. “Jangan bikin ribut, Jen.” Binar menahan lengan Januar, berkata memohon. “Ini di kantor, lo mau apain bos lo?” “Mau gue tonjok mukanya sampai ada luka kayak gitu, biar dia tahu kalau itu sakit.” Januar berkata penuh emosi. “Gue tahu itu ulah Bima kan?” Binar menghela nafas pelan. “Udahlah, Jen. Gue nggak apa-apa. Ini nggak sakit kok.” “Berarti bener itu ulah Bima?” “Eh?” Binar tergagap, merasa salah bicara. Januar kembali mendengus kasar. Emosinya semakin naik ke ubun-ubun. Membayangkan Binar dicium oleh Bima saja sudah cukup membua

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN