Alin masuk ke dalam apartemennya dengan tubuh bergetar hebat. Bukan hanya karena ia basah kuyup, tapi juga karena ia menggigil ketakutan.
Ya, mobil yang menabrak tubuh Bima adalah mobil Alin. Wanita itu tak pernah menyangka akan benar-benar menjadi orang sejahat ini. Ia tak sengaja, sungguh. Ia menyetir dalam keadaan setengah mabuk dan marah.
Alin sudah berusaha menginjak rem, namun jalanan yang licin membuat ban mobilnya sulit mencengkram aspal dan membuatnya terus meluncur. Ia juga tak mau membahayakan dirinya sendiri dengan membanting setir, maka satu-satunya yang ia lakukan adalah membiarkan mobilnya menabrak sosok yang menghalangi jalannya.
“Gimana ini?” Alin bergumam bingung, menjambak rambutnya sendiri saking frustasinya.
Ia mondar-mandir di dalam kamarnya sendiri. Bingung seten
