“Binar? Bin—” “Kenapa teriak-teriak? Udah malem loh.” Binar keluar dari dapur, memotong teriakan Bima yang memanggil namanya. “Oh, aku kira kamu kabur lagi.” Binar berdecakl. “Enggak. Kecuali kamu bikin ulah lagi.” “Kamu habis ngapain?” “Oh, nggak ada sih, cuma beres-beres sebelum tidur. Biar nyenyak tidurnya, nggak kepikiran.” Bima mengernyit. “Buat apa? Kan ada pembantu yang beresin?” “Tapi… mereka tadi nggak ada.” “Ya udah yang penting sekarang kamu sudah selesai kan? Ayo naik.” Binar mengangguk, mengekor suaminya naik ke lantai atas. Mendadak, jantung Binar berdegup kencang. Ini akan menjadi momen pertama mereka tidur sekamar yang ia lakukan secara sadar. Setibanya di depan pintu, Bima langsung masuk ke kamar sementara Binar terpaku. “Kenapa nggak masuk?” tanya Bima saat he