Binar terlalu terkejut melihat pemandangan itu sampai ia tak bisa bereaksi apapun. Bima yang dingin dan angkuh itu, tiba-tiba dipeluk oleh seorang wanita yang entah datang dari mana. Sungguh, pemandangan ini tak pernah terjadi dalam tiga tahun karirnya menjadi sekretaris Bima. Bima merengut kesal, mendorong tubuh ramping itu menjauh. Ia bahkan menepuk-nepuk pakaiannya seolah membersihkan kotoran yang menempel di sana. “Jangan menyentuh saya sembarangan, Alin. Harusnya kamu tahu itu,” tegurnya dengan nada sedingin kutub utara. Kerutan di antara dua alisnya menandakan ia tak suka situasi saat ini. Binar menelan ludah. Ia bingung harus bagaimana. “Ah, maaf. Aku terlalu antusias saat bertemu denganmu setelah sekian lama.” Alin, wanita dengan tubuh tinggi semampai dan penampilan yang modis