“Binar, sudah ada hasilnya?” tanya Bima lewat telepon saat ia masih berjalan menuju ruang pertemuan bersama para wartawan. “Eh, sudah. Kamu udah nggak sabar, ya?” Ia tertawa pelan di ujung telepon. “Gimana?” Bima sudah berdiri di depan pintu ruang pertemuan. Hening sejenak. Binar seolah sengaja mengulur waktu. “Binar?” “Hasilnya… positif. Aku hamil, Bima.” Suara Binar terdengar bergetar. Dada Bima mencelos seketika begitu mendengar jawaban Binar. Ia menutup matanya sesaat, merasakan gempuran perasaan bahagia yang tiba-tiba membanjiri dadanya. Tapi Bima tetap berhasil bersikap tenang. Ia menghela nafas pelan, kemudian tersenyum tipis. “Kita buat janji temu dengan dokter kandungan, ya? Tapi nggak hari ini, aku masih punya banyak urusan.” Suaranya pun terdengar lembut, amat berbeda den