Binar belum memberitahu siapapun, termasuk ibunya, soal ucapan cerai yang dilayangkan Bima padanya semalam. Ia merasa bahwa Bima melakukan itu hanya karena amarah sesaat. Binar yakin, ia masih punya waktu untuk menjelaskan dan menenangkan sang suami. Binar baru saja kembali dari membeli makan siang ketika seorang jasa antar barang berdiri di depan pintu apartemennya. “Cari saya, Mas?” tanyanya penasaran. “Oh, iya. Dengan Mbak… Binar Danastri?” ucapnya setelah memastikan nama penerima paket. Binar mengangguk, semakin bingung. “Ini ada kiriman.” Ia mengangsurkan kotak kardus berukuran sedang pada Binar. “Eh, taruh di depan pintu aja, Mas,” ucap Binar. “Dari siapa?” “Dari kantor TravelYuk.” “Hah?” Binar ternganga seketika. Ia buru-buru mengambil kardus itu, membaca kertas kecil yang m