Kalimat Binar seperti sihir, seluruh perasaan kesal, benci, cemburu, atau apapun itu meluruh seketika. Yang tersisa di d**a Bima hanya perasaan cinta dan rindu yang membuncah. Pria itu segera mengeratkan rengkuhannya, dan tanpa banyak bicara ia kembali menangkap bibir Binar dengan bibirnya. Kali ini ciumannya lebih menuntut dan panas dari sebelumnya. Tangan kanannya sibuk meraba seluruh kulit Binar yang tersembunyi di balik blus, sementara tangan kirinya menahan kepala Binar untuk memperdalam ciuman. “Ehm….” Binar mendesah tertahan ketika tangan Bima berakhir di dadanya, memberikan remasan lembut yang justru membuat aktivitas mereka semakin panas. Hingga akhirnya, Bima berdiri dengan kedua tangan menahan pada dan pinggul Binar. Ia membawa tubuh sang istri ke sofa ruang kerjanya tanpa me