Binar nyaris kehabisan nafas jika Bima tak kunjung melepas ciuman. Bibir mereka terpisah jarak selapis udara tipis, sejenak saja saat keduanya terengah, memenuhi paru-paru mereka dengan udara sebanyak mungkin. Bima membelai pipi istrinya lembut, ia membuka matanya sedikit, menatap lekat bibir kemerahan di depannya. Ia menginginkannya lagi. Maka hanya berselang beberapa detik, bibir mereka kembali bertemu. Kali ini dengan intensitas yang bahkan lebih tinggi lagi. Lebih intim, lebih b*******h, dan nyaris kehilangan akal sehat. Bima melepas ciuman, membuat Binar sedikit kecewa. Namun hanya sepersekian detik, pria itu telah melabuhkan ciumannya di leher jenjang istrinya. “Uh…” Binar melenguh pelan ketika nafas hangat dan bibir lembut Bima menyentuh lehernya. Membuat tubuhnya bergetar pelan