“Kenapa, Kak?” Mala bertanya pada Alin yang wajahnya tampak masam. “Mala, kamu tahu kalau kakakmu sudah menikah kan?” balas Alin tanpa basa-basi. “Eh?” Mala tertegun. Ia segera mengedarkan pandangan, mencari keberadaan kakaknya. Mala tak sempat bertemu Bima saat baru tiba tadi, ia sudah berada jauh di dalam ruangan, berpesta ria. Akhirnya matanya tertuju pada sosok pria tinggi jangkung dengan tangan kiri di saku, sementara tangan kanannya bertengger manis di pinggang seorang wanita. Dan wanita itu tentu saja adalah Binar. Mala mendengus pelan. Dan ekspresi itu ditangkap oleh Alin. “Kamu nggak suka sama kakak iparmu?” tebak Alin telak. Mala kembali menatap Alin di hadapannya. “Iya.” Sudut bibir Alin berkedut kencang, tapi ia menahannya sekuat tenaga agar tidak tersenyum. Kemudian ia