“Binar!” Januar memekik tak percaya ketika melihat Binar masuk ke dalam kamar rawatnya. Ia pikir, ia takkan pernah melihat Binar setelah kejadian nahas di apartemen Binar itu. Tapi wanita itu ada di sini sekarang, sedang berjalan ke arahnya bersama Sabrina di belakangnya. Malam itu, saat Sabrina meminta Binar untuk tidak pernah muncul lagi di hadapan Januar, Binar mau tak mau menyanggupi. Tapi dengan satu syarat, ia ingin bertemu Januar untuk terakhir kalinya. Bagaimanapun, Januar adalah salah satu orang yang menemaninya di saat-saat terburuknya, bahkan di saat-saat terbaiknya. “Hei,” sapa Binar pelan. Ia duduk di kursi dekat tempat tidur Januar, sementara Sabrina duduk di sofa. “Gimana kabar lo?” tanyanya basa-basi. Januar menatap Binar lembut. Ia tak lagi menutupi perasaannya pada Bin