“Uh….” Bima mengeluh pelan sambil memijat kepalanya. Pria itu berjalan terhuyung di sepanjang lorong hotel, ia mulai mabuk gara-gara wiski yang ia minum tadi. Ia keluar dari ballroom terlebih dahulu sebelum acara selesai, ia berpikir untuk menyewa salah satu kamar hotel untuk mengistirahatkan diri. Namun, sepertinya ia takkan bisa tiba di sana dan akan ambruk di tengah lorong. Tepat sebelum tubuh kekar itu ambruk di tengah lorong, sepasang tangan ramping menahan tubuhnya. Bima menoleh, namun ia tak dapat melihat dengan jelas wajah seseorang yang kini membopong tubuhnya. Namun dari ukuran lengan yang kini melingkari tubuhnya dan rambut panjang yang menjuntai itu, Bima tahu bahwa itu pastilah seorang perempuan. “Binar?” ucapnya asal. Karena hanya nama itu yang terlintas di benaknya saat m