Aresha pun merasakan hal yang sama, tepat setelah Alvarro keluar dari kamar. Lututnya terasa begitu lemas. Tatapan Alvarro ketika mendekatinya membuat jantung Aresha berdebar kencang. Seandainya tadi Alvarro tidak menahan diri, mungkin dirinya pun akan sulit menolak jika disentuh oleh pria itu. Huffft... hufft... Aresha mengatur napasnya. Jantungnya masih berdebar tidak karuan. "Aresha! Sadarlah!" gumamnya sambil menepuk-nepuk pipinya sendiri. Entah kenapa, adegan salah satu drama barat yang pernah ia tonton tiba-tiba terlintas di pikirannya. Dalam adegan itu, sang pria dengan tatapan membara membuka handuk sang wanita, lalu menciumi setiap lekuk tubuhnya dengan penuh gairah. Aresha kembali menghembuskan napas berat. Lagi-lagi bulu kuduknya merinding karena pikiran kotornya tadi. Deng