Lima bulan kemudian... Tak ada Hara yang menyambutku pulang kerja hari ini. Setelah bertanya pada Vito, adiknya Hara yang tinggal bersama kami, katanya sang kakak tidak keluar kamar dari sore tadi. Aku langsung menuju kamar. Aku membuka pintu kamar perlahan. Begitu pintu terbuka, aku legah melihat Hara yang tertidur di kasur menghadap ke arah samping. Aku tersenyum dengan berjalan mendekat ke arah perempuan itu. Namun, saat aku hendak duduk di pinggir kasur, aku melihat bahu perempuan itu bergetar. Terdengar isak tangis pelan dari perempuan. Tanganku terulur menyentuh bahunya setelah duduk di pinggir kasur. "Sayang... " Aku merasakan tubuh Hara menegang, sebelum berbalik badan menghadapku. "Kamu baru balik?" tanyanya dengan mata yang tampak sembab. Sudah berapa lama dia menangis? "Ka