Aku tak menyangka jika akan bertemu Hara pada pernikahannya salah satu rekan bisnisku yang merupakan atasannya Adrian. Yang membuatku kesal karena Adrian yang tentunya ada di sana. Lelaki itu terus saja mengintili Hara--mengajak perempuan itu berbicara. Padahal, dari gestur tubuhnya si Hara tampak tidak nyaman. Sepertinya Adrian berada di dekat perempuan itu dari tadi, mengingat jika dia adalah salah satu groomsmen dan Hraa yang menjadi bridesmaid karena pengantin perempuan merupakan sahabatnya. Adrian ini menyebalkan sekali karena tak terima jika aku lah yang mendapatakan bunga hasil lemparan dari pengantin. Dia meledekku yang tidak punya pasangan—tidak pantas mendapatkan bunga itu. "Lah, kayak lo punya pasangan yang mau diajak nikah aja," balasku mencibir. "Gue kan lagi tahap pedekate