"Diam!" dengus Ibu Willem. Jeny van der Beele. Menanggapi kalimat baru disampaikan oleh suaminya. Dimana meminta dirinya, untuk tak ikut campur. "Bagaimana aku tak ikut campur saat melihat pada satu sisi, itu adalah suamiku, sementara sisi lain, Putraku, saling tatap dengan sorot tak menyenangkan satu sama lain!" lanjut Jeny. "Ibu… Disampaikan oleh Ayah benar! Kali ini aku cukup sepakat! Lebih baik tak ikut urusan dulu!" ucap Willem. "Ohhh… Kau juga berfikir begitu? Bagus… Bagus…!" tanggap Jeny. Memasang wajah merengut kesal. "Jadi, saat itu coba mengenyahkanku, kalian bisa sepaham satu sama lain! Sementara untuk urusan lain, berkembang seperti bukan pasangan Ayah-Anak! Terus bersitegang! Berperang dingin!" "Dengan sikap itu, kau yang disana! Masih mau memanggilku Istri?" lanjut Jeny,