Keduanya berjengit saat Ernest mendadak muncul dan bertanya dengan raut wajah ingin tahu. Gisella menelan ludah, melirik Lilies yang terlihat sama bingungnya dengan dia. Ia memikirkan jawaban yang tepat, yang akan menyelamatkan mereka dari amarah Ernest. “Gisella? Siapa Nenek Saniah?” Ernest mengulangi pertanyaannya. “Anu, Tuan. Itu—” “Nenek di sinetron, Tuan,” sela Lilies. Wanita itu tersenyum ke arah Ernest. “Kami sedang bicara tentang sinetron.” Ernest mengangkat sebelah alis, bertanya pada Gisella. “Benar begitu?” Gisella mengangguk. “Iya, Tuan. Kami bahas cerita di TV.” “Kalian aneh. Kenapa emosi dengan sinetron. Buatkan aku kopi lagi, kali ini lebih kental!” “Baik, Tuan.” Sosok Ernest akhirnya menghilang ke ruang tengah, menyisakan keheningan yang menenangkan. Gisella mengemb