Lia menepuk keningnya. 'Kenapa harus jawab begitu. Tapi bagaimana, memang keras pisangnya. Hiy!' Lia bergidik. Pisang Raffi yang keras terasa meninggalkan bekas di belakang tubuhnya. Lia merasa merinding. "Kenapa bergidik terus?" "Pisang keras! Eh pisang!" Lia berbalik, matanya melotot ke arah Raffi. "Abang bikin kaget." Lia mengusap dadanya. "Kenapa? Penasaran ya sama pisang ku. Nih aku buka, biar ...." "Tidak! Sana, nonton tv saja sana!" Lia menggoyang telapak tangan lalu berbalik membelakangi Raffi. Raffi ke luar dapur dengan meninggalkan tawa. "Kenapa dia suka memancing-mancing," gerutu Lia. Lia melanjutkan menyiapkan makan malam untuk mereka. Selesai Raffi salat Maghrib, mereka makan malam di kamar sambil menonton televisi. "Aku tadi gajian, Bang. Gaji terakhir di sit