Di antara mereka hampir tak berjarak. Wajah Lia mendongak, wajah Raffi menunduk. "Tidak mau dicupang." Mata Lia berkaca-kaca. Raffi tidak tega melanjutkan kejahilannya. "Ayo cepat, nanti terlambat ke toko!" Raffi mengacak puncak kepala Lia. Lalu ia berbalik, dan melangkah pergi dengan senyum di bibir. Sementara Lia masih diam terpaku di tempatnya. "Lia, cepat! Sudah hampir jam tujuh!" Raffi ke luar dari kamar sudah siap dengan jaket hijau di tubuhnya. "Iya." Lia mencuci tangan, lalu masuk ke kamar, sementara Raffi memanaskan mesin motor. Lia selesai bersiap, ia segera ke luar kamar. Diperiksa kompor, dan dimatikan semua lampu sebelum pergi. Setelah itu ia ke ruang tamu. "Sudah siap?" Tanya Raffi yang ada di teras. "Sudah." Kepala Lia mengangguk. "Ayo." "Aku kunci pintu dulu, B

