Nyatanya, Juna tidak bisa menghilangkan tatapan sendu dan mirisnya setiap dia melihat Sheya setelah dia mengetahui bagaimana tragisnya kehidupan masa kecil wanita itu. Lihat saja sekarang, wanita itu tetap tersenyum lebar setiap menjawab celotehan Anas. Tidak akan ada yang menyangka jika wanita itu menyimpan kesedihannya. Tidak akan ada yang menyangka jika wanita yang melimpahkan kasih sayang itu adalah wanita yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu. Tidak akan ada yang menyangka jika wanita yang terlihat bahagia itu nyatanya hanya wanita menyedihkan yang menyimpan lukanya seorang diri. “Ibu Dokter … Ibu Dokter … Ibu Sera sudah sembuh, ya? Tangan Ibu sudah tidak ditusuk jarum lagi. Kening Ibu juga sudah dingin.” Tanya Anas dengan raut yang mengerjap lucu. Juna

