Giska langsung meneteskan air mata saat petugas lapas mengatakan seseorang ingin menemuinya. Giska yakin itu adalah Juna, dia memiliki firasat yang kuat. Sehingga, air matanya langsung tumpah dengan senyum yang secerah mentari memikirkan jika hari ini dia akan terbebas. Bahkan Juna tidak mebutuhkan lama untuk langsung memenuhi permintaannya, padahal pria itu masih memiliki waktu sampai besok. “Arjuna …” Panggil Giska dengan nada yang lirih, sesungguhnya sedikit bingung kenapa mereka tidak bertemu di suatu ruangan seperti kemarin. Kali ini mereka bertemu di tempat yang dijaga oleh petugas lapas dan antara Giska dan Juna hanya dipisahkan oleh kaca yang dilapisi teralis besi. “Aku sudah mendapatkan jawaban akan permintaan terakhir kamu, Giska.” Ucap Juna dengan nada yang tenang, berbe

