Pagi itu, Juna yang terjaga lebih dulu dari istri maupun putrinya. Pria itu tidak lagi pindah ke sofa setelah mendapati Sheya yang demam dan meracau dalam lelapnya. Juna justru terlelap di kursi samping ranjang dengan tangan yang bersidekap. Pria itu terjaga saat mendengar Sheya kembali mengerang. Raut wajahnya langsung siaga dan refleks dia menggenggam tangan Sheya untuk membuat wanita itu kembali tenang. “Ssshhhh …” Bisik Juna mengusap punggung tangan yang kurus itu. Disentuhnya lengan yang kecil dan kurus itu hingga dia bisa merasakan tulang di pergelangan tangan Sheya. Meski begitu, tangan yang kecil itu selalu berhasil melakukan banyak hal dan seolah tidak mengenal lelah. Rasanya, semakin Juna memikirkan wanita itu dan keadaannya, semakin sesak saja hatinya atas semua yang p

