Sungguh, sekali pun Sheya telah menerima Juna dan akan mengikuti alur pria itu dalam menolongnya, namun hatinya tidak semudah itu merasa nyaman dan aman bersama Juna. Masih ada rasa yang membelenggu, membuatnya tertekan dan sedikit ketakutan jika berduaan saja dengan Juna. Kali ini, tertekannya bukan hanya perihal dia begitu intim dengan sang suami, namun perasaan tertekan yang muncul karena rasa bersalah sudah menyeret Juna dalam hidupnya yang runyam. Kasihan ... Kasihan sekali pria itu harus berakhir dengan wanita yang bermasalah sepertinya, bukannya menikmati hidup, Juna justru memilih terseok-seok menyembuhkan luka bersamanya. Itu menjadi beban tersendiri bagi Sheya. Setelah makan malam, dia langsung masuk ke kamar, dan tidak berani keluar lagi, memilih langsung lelap, dan bahk

