Cassandra berjalan mondar mandir dalam kamarnya, ia sudah pulang dua jam yang lalu tapi kejadian di Leaves resto membuatnya tidak bisa tidur walau ia sudah berganti piyama tidur.
"Its crazy, what you doing Case?" gumam Cassandra pada dirinya sendiri. Ia mengacak rambut frustasi saat mengingat kejadian si resto beberapa jam lalu.
Flashback on.
Kavindra mulai bergerak diikuti oleh Cassandra, mereka berdansa mengikuti alunan lagi yang dimainkan homeband. beberapa mengunjung juga sama berdansa bersama mereka, karena space cukup luas, dan juga mengunjung outdoor disitu hanya beberapa pasangan saja sehingga mereka leluasa bergerak.
Mata Kavindra dan Cassandra masih saling menatap dengan tubuh mereka yang bergerak mengikuti musik yang mengalun, Jantung Cassandra terus berdebar kencang dan ia yakin Kavindra bisa mendengar detak jantungnya yang sangat kencang.
Sebaliknya, Kavindra malah menyukai apa yang mereka lakukan, rasa nyaman memang selalu ia dapatkan saat bersama Cassandra dan Kavindra malah berharap akan terus merasakan kenyamanan ini yang sudah sangat lama tidak ia rasakan.
Musik sudah berhenti tapi Kavindra dan Cassandra masih berdiri di tempatnya, tangan mereka juga masih dalam posisi yang sama, mata mereka masih saling pandang. Beberapa pengunjung memutuskan meninggalkan space dan pulang, hanya tinggal pasangan yang sedang anniversary juga Kavindra dan Cassandra.
Kavindra melepaskan tangannya yang menggenggam tangan Cassandra, bukan malah mengajak Cassandra kembali ke meja mereka tangan Kavindra malah bergerak membelai wajah Cassandra, ia halau anak rambut Cassandra yang menjuntai ke wajah gadis itu. Cassandra terkesiap mendapati perlakuan seperti itu dari Kavindra, tapi ia bingung kenapa malah menyukai perlakuan Kavindra itu.
Kavindra menunduk dan mendekatkan wajahnya pada Cassandra dan sepersekian detik kemudian bibirnya sudah menempel pada bibir Cassandra, alih alih menolak Cassandra malah memejamkan matanya, ia merasakan bibir Kavindra bergerak mencecap dan mengulum bibirnya dengan lembut. Cassandra membalas ciuman Kavindra dengan sama lembutnya, ia terlena dengan kecupan lembut bibir Kavindra di bibirnya.
flashback off.
Cassandra kemudian duduk di tepi ranjang, ia hempaskan tubuhnya di ranjang empuk miliknya, Cassandra merasa sangat bodoh kenapa malah membalas ciuman Kavindra, dan satu pertanyaan yang ada dalam pikirannya, kenapa Kavindra menciumnya.
"Case, itu didepan umum, kenapa kamu terlena, ya Tuhan apa yang harus aku lakukan?" Cassandra malu dengan reaksinya yang mau begitu saja dicium oleh Kavindra.
Hingga dini hari Cassandra tidak dapat memejamkan matanya sedetik pun karena bayangan kejadian di Leaves resto selalu berkelebat terus menerus bagai film yang diputar berulang ulang.
Sedangkan Kavindra tak kalah gelisah, ia berdiri di balkon kamarnya menatap jauh memikirkan apa yang telah ia lakukan pada Cassandra. Ia merutuki dirinya kenapa begitu terlena pada suasana romantis saat berdansa dengan Cassandra dan kemudian malah mencium gadis itu.
Kavindra memang merasa satu kenyamanan saat bersama Cassandra, beda saat ia bersama teman wanita dan relasi wanitanya, bahkan Clara yang ia tahu jelas jika wanita itu ingin menarik perhatiannya. Clara wanita yang agresif dan ia tidak suka wanita seperti itu.
Kavindra juga sering di hadapkan pada suasana romantis bersama relasi dan teman wanitanya seperti yang ia alami bersama Cassandra malam ini tapi ia tidak pernah terlena seperti tadi, Kavindra menghena nafas, apakah ia memiliki perasaan pada Cassandra hingga dengan berani mencium gadis itu.
Kavindra menggeleng cepat, itu tidak mungkin, bathin Kavindra. Cassandra masih sangat muda dan usianya masih dua puluh lima tahun, bisa bisanya ia jatuh hati kepada gadis semuda itu.
"Kav... apa yang terjadi padamu? kamu jatuh hati pada gadis semuda itu? ingat usiamu," gumam Kavindra. Ia mengacak rambutnya frustasi, ia mengelak akan perasaannya yang sudah jatuh hati dengan Cassandra. Cassandra memang gadis yang lain dari yang lain, ia suka menolong tanpa pamrih dan Cassandra juga dengan mudah dekat dengan Ana. Mungkin itu salah satu faktor kenapa ia nyaman saat bersama Cassandra, Kavindra tahu perasaannya nyata, hampir dua tahun berpisah dengan Reina serta menolak banyak wanita yang mencoba mendekatinya tapi kenapa ia malah suka dan jatuh hati pada gadis belia seperti Cassandra.
Kavindra menggelengkan kepalanya, ia merasa apa yang ia rasakan saat ini tidak benar, walau memang ia sudah jatuh hati pada Cassandra tapi status mereka berbeda, dirinya duda dan Cassandra seorang gadis. Tidak ada seorang gadis memiliki cita cita memiliki pasangan seorang duda.
"Apa yang kau pikirkan Kav? pikiranmu terlalu jauh."
Kavindra kemudian masuk dalam kamarnya, jam dinding kamar menunjukkan pukul 3 dinihari membuat Kavindra terkejut, itu berarti cukup lama ia di balkon memikirkan Cassandra. Kavindra kemudian berjalan menuju ranjang dan membaringkan tubuhnya, ia bingung harus bersikap jika bertemu Cassandra. Gadis itu pasti marah dengan apa yang ia lakukan, baru saja ia minta maaf karena ucapannya di pantai kini ia harus memikirkan cara minta maaf karena sudah mencium Cassandra. Tapi Kavindra bingung, ia harus minta maaf dan bagaimana jika Cassandra bertanya apa alasannya mencium Cassandra? apa yang harus ia katakan nanti. Tidak mungkin Kavindra mengatakan jika ia menyukai Cassandra, ia yakin gadis itu shock jika ia menjawab seperti itu.
Oooo---oooO
Cassandra memarkirkan mobilnya di tempat dimana mobilnya biasa parkir, ia melihat mobil Nathalie sudah terparkir disana. Tidak biasanya memang ia telat, itu karena semalaman ia tidak bisa tidur dengan nyenyak memikirkan kejadian Kavindra mencium dirinya di Leaves resto.
Cassandra keluar dari mobil, Nathalie sudah menunggunya di depan mobil.
"Tidak biasanya kamu datang jam seperti ini Cas? biasanya saat aku datang kamu sudah di ruangan bu Alia," tanya Nathalie.
"Iya Nath, malam tadi aku tidak bisa tidur nyenyak, ada yang mengganggu pikiranku," jawab Cassandra.
"Apa?"
"Hah...? ada lah Nath, kepo kamu," jawab Cassandra berjalan mendahului Nathalie.
"Yaelah Cas, bilang dong sama aku, apa Daniel mengganggu kamu lagi?"
Cassandra menghentikan langkahnya dan menoleh pada Nathalie, "Enggak, tidak ada hubungannya dengan Daniel." Cassandra melanjutkan langkahnya, saat ia dan Nathalie akan masuk gedung kantor, sebuah mobil berhenti di depan gedung. Jantung Cassandra kembali berulah saat tahu siapa yang keluar dari mobil, pak Agung dan Kavindra keluar dari mobil dan berjalan memasuki gedung.
Melihat Cassandra, Kavindra kemudian menghentikan langkahnya dan menatap Cassandra, ia teringat kejadian tadi malam. begitu pula Cassandra, wajahnya memerah mengingat kejadian di Leaves resto semalam.
"Selamat pagi pak Kavindra," sapa Nathalie membuat Kavindra tersadar dan menoleh apda Nathalie.
"Pagi," jawab Kavindra kemudian melanjutkan langkahnya diikuti pak Agung, sedangkan pak Agung hanya mengangguk dan tersenyum pada Cassandra.
"Astaga Cas, seperti pak Kavindra tadi menatap kamu, sadar nggak sih kamu?" tanya Nathalie.
"Ck... apaan, cuma perasaan kamu saja, aku ke ruangan bu Alia Nath," pamit Cassandra menghindari pertanyaan yang jelas akan dilontarkan Nathalie kenapa Kavindra tadi menatap dirinya dan ia tidak akan bisa menjawabnya apalagi saat detak jantungnya kembali tak beraturan setelah bertemu dengan Kavindra.
"Astaga Cassie, hentikan." Cassandra memegang dadanya yang berdetak kencang, ia mempercepat langkahnya masuk dalam ruangan bu Alia.
Saat menaiki tangga, Kavindra memikirkan pertemuannya dengan Cassandra tadi, ada rasa senang dihatinya dan ia lihat tidak ada kemarahan di wajah Cassandra saat bertemu dengannya tadi yang membuat perasaannya lega.
"Bos sudah minta maaf pada mbak Cassandra?" tanya pak Agung.
"Hah... kenapa Gung?"
Pak Agung menatap heran pada Kavindra, "Bos sudah minta maaf kan pada mbak Cassandra semalam?"
"Oh... iya sudah."
"syukurlah kalau begitu."
"Hemm..."
Keduanya sampai di lantai tiga dimana ruangan Kavindra berada, keduanya pun masuk. Kavindra duduk di kursi kebesarannya dan Pak Agung duduk di meja yang tak jauh dari meja Kavindra.
"Tapi bos, sepertinya masih ada yang mengganggu pikiran bos."
"Tidak Ada Gung, lanjutkan saja pekerjaan kamu," jawab Kavindra. Pak Agung memang paling mengerti dirinya tapi tidak mungkin ia mengatakan kejadian semalam yang terjadi antara dirinya dengan Cassandra juga perasaannya yang mulai berkembang pada gadis itu.
Kavindra memejamkan matanya, ia masih bisa merasakan lembutnya bibir Cassandra di bibirnya, dan gadis itu bahkan membalasa ciumannya. Kavindra berpikir apakah Cassandra memiliki perasaan padanya atau Cassandra juga terlena akan suasana romantis semalam.
Lynagabrielangga.