Raja Sanjaya

1469 Kata
*Kantor CEO Grup Sanjaya* “Linda,” ucap Raja Sanjaya sambil menoleh kearah asistennya Linda Amelia. “Bagaimana dengan penyelidikanmu? Apakah sudah menemukan siapa wanita yang dulu menolong kita dari kebangkrutan? Sudah hampir empat tahun, tapi kita belum bisa mengetahui siapa wanita itu?” “Maafkan saya atas keterlambatan menemukan informasi tentang wanita itu pak Raja,” sesal Linda. “Dan setelah empat tahun, kami berhasil mendapatkan informasi tentang kurir makanan yang membantu perusahaan empat tahun lalu.” “Sudah ditemukan? Siapa dia? Dan dimana tempat tinggalnya? Serta ada hubungan apa dengan keluarga Pratama?” Raja Sanjay begitu antusias saat mendengar kalau Linda sudah berhasil mendapatkan informasi tentang wanita yang menolong perusahaannya empat tahun lalu. Linda menarik nafas sejenak, lalu kembali menjawab. “Namanya Nona Aleta Wijaya, istri dari Wisnu Pratama. Ia bekerja sebagai kurir makanan, dan menikah dengan Wisnu Pratama sudah lima tahun.” Raja Sanjaya meletakan tangannya diatas meja. “Pantas saja dia memintaku untuk membantu Pratama Grup dan memberikan proyek senilai dua triliun kepada Pratama Grup empat tahun lalu, ternyata dia istri Wisnu Pratama.” Ada sedikit kekecewaan tersirat diwajah dan tatapan mata Raja Sanjaya. Sepertinya laki – laki tampan dengan rahang regap dan tubuh sempurna itu mengharap lebih dari sosok Aleta. Mungkin saja laki – laki itu jatuh cinta? “CEO, saya melihat sepertinya anda menaruh hati pada Nona Aleta?!” ucap Linda sedikit ragu. Linda tahu kalau pertanyaannya ini sangat tidak pantas, karena menyangkut urusan pribadi Raja Sanjaya. Raja Sanjaya mendengus pelan. “Jujur, aku memang tertarik dan jatuh hati pada Aleta semenjak pertama kali bertemu empat tahun lalu. Tapi sayang, sepertinya keinginanku harus dikubur dalam – dalam, karena ternyata dia sudah punya suami.” Ada penyesalan yang mendalam dari nada bicara Raja Sanjaya. Pikirannya menerawang jauh mengingat peristiwa empat tahun lalu, disaat Aleta pertama kali masuk kantornya saat mengantar makanan. ***** *Flash Back* Empat tahu sebelumnya “Pak Raja, saham milik Grup Sanjaya sudah jatuh sebesar dua belas persen, dan terus menurun dalam setiap menitnya,” ucap Linda Amelia memberikan laporan keadaan dari pasar saham hari ini. Sejak pembukaan tadi pagi, Saham Grup Sanjaya memang sudah mulai jatuh. Bahkan kondisinya saat ini malah semakin memburuk. Dan diperkirakan, tidak lama lagi akan berada di titik terendah. Dengan demikian, maka sudah bisa dipastikan kalau Grup Sanjaya akan mengalami kebangkrutan. “Itu tidak bisa dibiarkan!” sahut Raja mencoba untuk bersikap tenang walau kondisinya sedang tidak baik – baik saja. “Segera cari solusi untuk menanggulangi masalah ini. Aku percaya kalian pasti bisa, karena semua yang hadir disini adalah tim ahli terbaik yang ada di Grup Sanjaya.” Semua yang hadir hanya bisa terdiam mendengar ucapan Raja Sanjaya yang sedikit memberikan pujian untuk semangat kepada mereka semua. Dan memang benar, semua yang ada di perusahaan Grup Sanjaya adalah orang – orang terbaik yang berasal dari berbagai bidang. Mereka semua adalah lulusan perguruan tinggi terbaik di Negara Kawali. Makanya Raja sangat yakin kalau mereka semua bisa mengatasi masalah ini dengan cepat. Namun sayang, serangan bisnis yang dilancarkan terhadap Grup Sanjaya kali ini sangat rumit dan tidak mudah diatasi. Bahkan mungkin para ahli keuangan dan ITE yang dimiliki Grup Sanjaya pun belum tentu sanggup, atau sangat mustahil bisa melawan serangan tersebut. “Maaf pak Raja. Serangan ini sangat unik dan rumit untuk dipelajari darimana sumbernya. Mereka menggunakan metode yang sangat cerdik hingga membuat kami pun sama sekali tidak sanggup untuk mengantisipasinya,” jawab Linda. “Betul pak Raja. Bahkan baru saja saham Grup Sanjaya sudah turun lagi sampai lima belas persen hingga detik ini,” sahut Sion menimpali. “Kebangkrutan Grup Sanjaya sepertinya tidak bisa dihindari lagi, maafkan kami pak Raja,” tambahnya terlihat pasrah. Raja Sanjaya mendengus kasar. “Apa mungkin serangan ini dari Wijaya Grup? Soalnya beberapa minggu lalu, aku pernah berseteru diacara lelang dengan CEO Wijaya Grup.” Semua yang hadir mangangguk – anggukan kepalanya pelan. Mereka pun berpikir demikian. Selain dari Grand Emerald, tentu saja Wijaya Grup adalah salah satu dari tiga perusahaan besar yang ada di Negara Kawali. Raja Sanjaya terdiam seperti sedang berpikir. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan olehnya dan time lit Grup Sanjaya saat ini. karena melawan serangan yang dilancarkan oleh perusahaan besar seperti Wijaya Grup tentu saja hal yang sangat mustahil. Selain dari harta kekayaan yang dimiliki oleh Wijaya Grup sangat besar, keberadaan tim ahli yang meraka miliki pun bukanlah orang – orang sembarangan. Wijaya Grup memiliki labih dari seratus orang tenaga ahli terbaik di Negara ini. “Permisi, apa Tuan Raja Sanjaya berada disini?” Sebuah suara yang disertai terbukanya pintu ruangan rapat pun berhasil membuat semua orang menoleh kearahnya. Semua terkejut saat melihat seorang perempuan cantik dengan mengenakan rompi kuning dan membawa kotak yang ditenteng ditangan kanannya. Dari penampilannya sudah bisa dipastikan kalau wanita itu adalah kurir makanan dari perusahaan yang sudah lama bekerjasama dibidang catering dengan Grup Sanjaya. Namun kali ini orang yang mengantarkan makanan ternyata bukan orang yang biasanya. “Kenapa kamu bisa masuk kesini?! Apa kamu tidak tahu kami sedang apa?” ujar Linda terlihat terganggu dengan kehadiran kurir makanan yang tiada lain adalah Aleta. “Memangnya satpam pada kemana? Bisa – bisanya membiarkan kurir makanan mengganggu pekerjaan kami!” ucap Sion yang juga merasa terganggu dengan kedatangan Aleta itu. “Cepat panggil satpam dan usir perempuan itu!” ujar beberapa orang yang juga terganggu dengan kemunculan Aleta itu. Mendengar kegaduhan yang dibuat oleh staffnya, Raja Sanjaya pun segera mengangkat tangan memberi kode agar semua terdiam. Seketika semua stafnya pun langsung terdiam. Raja segera menoleh kearah Aleta itu. “Maaf, sebaiknya tunggu diluar dulu. setelah selesai rapat, kami lagi rapat penting,” ucap Raja Sanjaya dengan nada lembut dan tutur kata yang begitu sopan. Padahal dia itu seorang CEO, dan juga dalam situasi tertekan saat ini. Melihat sikap yang sopan yang ditunjukan oleh Raja Sanjaya, Aleta itu pun tersenyum. Lalu melangkah mendekati Raja Sanjaya. “Siatuasi sudah sangat sulit, dan kebangkrutan sudah didepan mata, tapi tuan Raja masih tetap bersikap sopan dan mampu mengendalikan emosi,” sahut Aleta itu sambil kembali tersenyum. Mata Aleta itu memutar memandangi satu persatu staf Grup Sanjaya. “Berbeda dengan bawahan anda yang katanya orang – orang terbaik di Kota Liwa, namun ternyata hanya bisa pasrah menghadapi serangan kekanak – kanakan seperti ini!” sindir Aleta itu tanpa ragu. “Lancang! Kau hanyalah kurir makanan, bisa apa? Berani – beraninya bersikap sombong disini!” teriak Linda Amelia sambil berdiri dan memukul meja dengan telapak tangannya. Baik Linda, Sion dan yang lainnya tercengang mendengar perkataan Aleta yang jelas – jelas sedang merendahkan kemampuan mereka. Sungguh tidak tahu malu, seorang kurir makanan berani meremehkan mereka yang merupakan tenaga ahli pilihan, apa itu bukan menunjukan kalau dia memiliki sifat arogan? “Aku tidak asal bicara. Aku bisa melihat dengan jelas, serangan ini sangat mudah untuk dipatahkan,” sahut Aleta sambil menatap Linda dan kembali berucap. “Bisa pinjam laptopmu?!” Linda menoleh kearah Raja Sanjaya untuk meminta pendapat sang atasan, dan langsung dibalas anggukan. Setelah mendapatkan ijin, Linda pun segera bergeser dan memberi ruang kepada Aleta. Tanpa menunggu lama, Aleta pun segera memainkan jemarinya diatas keyboard laptop milik Linda. Sunggu diluar dugaan. Aleta yang hanya dipandang seorang kurir makanan yang tidak berpendidikan, ternyata memiliki kemampuan yang sangat bagus dalam mengetik. Dan beberapa saat kemudian! “Lancang! Sungguh besar nyalimu! Kau berani menggunakan otoritasku menggunakan dana cadangan perusahaan!” bentak Linda terlihat sangat marah, karena secara tiba – tiba Aleta malah menggunakan dana cadangan perusahaan senilah dua puluh triliun yang dimasukan kebeberapa sector bisnis milik Grup Sanjaya. “Apa?!” Sion seketika terperanjat. “Kau hanyalah kurir makanan! Darima memiliki keberanian untuk menggunakan dana cadagang perusahaan tanpa ijin?!” “Cepat panggil Satpam! usir wanita gila ini!” maki staf Grup Sanjaya sambil menuding – nudingkan telunjuk kearah Aleta yang sama sekali tidak terpengaruh oleh hal itu. “Tunggu!” tahan Raja Sanjaya sambil mengangkat tangannya. “Coba lihat kemonitor,” ucapnya sambil wajahnya terlihat sedikit berubah cerah. Semua serentak mengalihkan pandangannya pada monitor. Dan tentu saja semuanya terkejut. “Lihat, saham kita mulai naik lagi!” serua seseorang terkejut bercampur senang karena saham Grup Sanjaya yang semula turun derastis pun mulai berangsur mengalami kenaikan. Semua mata terus memperhatikan layar monitor laptopnya masing – masing. Wajah – wajah cerah mulai Nampak dari semua staf ahli Grup Sanjaya. Mereka merasa senang karena Grup Sanjaya sudah mulai terhindar dari kehancuran. Setelah beberapa saat, Aleta pun menoleh kearah Linda. “Selanjutnya, kamu yang mengerjakan,” ucapnya sambil memberikan laptop pada Linda. Tanpa membantah, Linda pun langsung duduk dan mulai mengikuti arahan dari Aleta. Sementara Raja Sanjaya memperhatikan Aleta dengan penuh kekaguman dan juga tanda – tanya. ‘Siapa kamu? kenapa wajahmu begitu familier? Liontin giok yang kamu pakai?’ ucapnya dalam hati. Matanya tertuju pada liontin giok yang dipakai Aleta yang sama persis dengan liontin milik gadis kecil yang dulu pernah menolongnya saat dia berusia sepuluh tahun.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN