Setelah berpikir sejenak, Cakra Malik pun kembali berucap. “Aleta! Kau hanya seorang pengantar makanan. Tidak ada hak untuk ikut campur urusan keluarga Wijaya. Sebaiknya kau pikirkan nasibmu sendiri, dari pada memikirkan keluarga Sanjaya! Apa kau masih bisa bertahan hidup di Kota Liwa untuk selanjutnya?!” bentak Cakra Malik geram karena Aleta sudah menyinggungnya. “Aleta. Aku senang karena kau datang dan membantuku dalam masalah ini. Tapi, kau juga harus memikirkan nasibmu. Keluarga Wijaya bukan keluarga yang bisa kau provokasi. Mereka adalah keluarga kelas atas yang ada di Negara Kawali.” Raja tidak menginginkan kalau Aleta ikut celaka karena membelanya. “Urusan ini biarlah aku dan Grup Sanjaya yang menyelesaikannya,” tambahnya. “Tenang saja,” sahut Aleta sambil tersenyum. “Sebagai ca