Wisnu kembali menambahkan. “Tapi kamu begitu tidak tahu malu sampai merebut jasa dari Nona Bella! Apa kamu benar – benar sudah tidak waras?!”
Wisnu benar – benar geram karena Aleta malah mengajaknya berdebat dibandingkan dengan menanda tangan surat perjanjian mengijinkan dirinya untuk poligami.
“Aleta!” Wisnu kembali berujar. “Sebaiknya kamu tidak usah banyak tingkah! Sekarang ada dua pilihan. Mana yang akan kamu tanda tangan!” Dia pun kembali menegaskan. “Apa mengijinkanku untuk menikah dengan Nona Bella? Atau memilih untuk bercerai!”
Mendengar penekanan dari Wisnu Pratama, Aleta menarik nafas dalam dan menghembuskannya secara perlahan, lalu tersenyum mengejek kearah Wisnu.
“Apa yang kamu ketawakan?!” Wisnu menatap Aleta dengan penuh tanda tanya. Laki – laki itu tidak paham kenapa istrinya malah tersenyum saat mendapatkan tekanan darinya.
Aleta masih tersenyum sambil menggelengkan kepala. “Aku menertawakan kebodohan kalian semua!” ujarnya. “Bisa – bisanya menganggap wanita bodoh itu yang membawa proyek Seratus Triliun dari Grand Emerald!”
Kembali Aleta tersenyum lucu. “Kalian begitu percaya dengan cerita bohongnya! Atau memang kalian semua memang sekumpulan orang – orang bodoh!” ledek Aleta sambil kembali tersenyum.
Novianty seketika mengepalkan tangannya. Matanya begitu menyalah menatap tajam Aleta yang masih tersenyum puas.
“Jaga ucapanmu Aleta!” bentaknya. “Memangnya siapa kamu?! berani – beraninya menganggap kami orang bodoh! Justru kebodohanku adalah menerimamu menjadi menantu dikeluarga ini selama lima tahun!”
“Aleta!” Kali ini Wisnu terlihat semakin geram. “Sepertinya kesempatan untuk memberikan kamu pilihan aku Tarik kembali!” ujarnya. “Sikapmu yang berani menjelekan Nona Bella sudah tidak bisa dimaafkan! Sekarang juga kamu tanda tangan surat perceraian itu!” bentaknya.
“Itulah akibat dari kekonyolan yang kamu buat!” Siska kembali menimpali. “Asal kamu tahu, Nona Bella sangat menyukai kak Wisnu! dan tentu saja ini hal yang bagus!”
Wanita itu kembali menambahkan. “Dengan bersatunya keluarga Berida dan Keluarga Pratama, dalam ikatan pernikahan antara kakakku dengan Nona Bella, maka sudah bisa dipastikan keluarga Pratama akan semakin sukses dalam sekejap!”
Siska terlihat begitu yakin dengan pandangannya. “Apalagi keluarga Berida CEO Grand Emerald. dengan begitu, keluarga Pratama akan semakin mudah dijalin!”
Aleta menggeleng sambil kembali tersenyum lucu. “Sungguh bodoh! Apa kamu yakin kalau kerjasama ini adalah hasil kerja keras wanita itu?!”
“Tentu saja!” sahut Novianty dengan cepat. “Kerjasama proyek Seratus Triliun dengan Grand Emerald tentu saja Nona Bella yang memperjuangkan! Memangnya kamu pantas mendapatkan proyek itu?!” bentaknya semakin geram.
“Kamu pikir kamu siapa?!” Siska kembali menimpali. “Wanita macam kamu sangat tidak pantas hanya sekedar membawakan sepatu Nona Bella! – “
“Justru sebaliknya!” Aleta langsung memotong. “Justru dia yang tidak pantas membawakan sepatu saya!” Aleta menoleh kearah Wisnu.
“Mas Winsu!” ujarnya. “Apa kamu yakin ingin mengakhiri pernikahan kita dan memilih untuk menikah dengan perempuan penipu itu?!”
“Tentu saja!” bentak Wisnu sudah tidak ingin lagi berkata lembut pada Aleta. “Segera tanda tangan surat perjanjian cerai itu sekarang juga! Aku sudah muak melihat dan mendengar ocehanmu yang penuh omong kosong!” bentaknya sambil melotot kearah Aleta.
“Baiklah, aku akan mengabulkan keinginanmu!” ujar Aleta sambil membuka map berisikan surat perjanjian perceraian dirinya dengan Wisnu Pratama, lalu menanda tanganinya.
Novianty, Siska dan Wisnu menarik nafas lega saat melihat Aleta menandatangani surat perjanjian cerai. Wajah mereka terlihat begitu ceria, karena sebentar lagi keluarga Pratama akan menjalin hubungan erat dengan Keluarga Berida.
Aleta menutup map berisi surat perjanjian cerai dengan Wisnu setelah beberapa saat lalu ditanda tanganinya.
“Pak Wisnu!” ucapnya. “Aku sudah menanda tangani surat perjanjian ini sesuai dengan keinginanmu!” Aleta menyerahkan map tersebut dengan kasar. “Semoga kau tidak menyesalinya!” tegasnya dengan penuh keyakinan kalau Wisnu pasti akan menyesal bercerai dengannya.
“Aleta – aleta!” ujar Novianty sambil menepuk – nepuk telapak tangan pelan. “Kamu pikir kamu itu siapa?! Mana mungkin Wisnu akan menyesal membuang kamu!” Noianty terkekeh meledek.
“Wanita rendahan yang hanya menumpang hidup dikeluarga Pratama seperti kamu memang sudah saatnya harus dibuang jauh – jauh!” sambung Novianty.
“Baguslah kalau begitu!” sahut Aleta dengan cepat. “Sebaiknya kita selesaikan akta perceraian kita hari ini juga! Aku tunggu kamu dikantor catatan sipil!”
Tanpa menunggu jawaban dari Wisnu Pratama. Aleta Wijaya pun langsung membalikan badannya dan melangkah berjalan keluar dari dalam rumah keluarga Pratama.
“Baik!” ujar Wisnu. “ Lebih cepat lebih baik! Aku mau lihat, kamu bisa apa setelah keluar dari keluarga Pratama.” Dengan senyum sinis, Wisnu mengikuti Aleta keluar dari dalam rumah, diikuti pula oleh Siska dan Novianty.
Mereka semua memperlihatkan raut wajah mengejek Aleta yang saat ini sudah duduk diatas scooter meticnya.
Setelah sampai dikantor catatan sipil, Aleta dan Wisnu pun langsung mengurus perceraian mereka. Dan hanya butuh waktu lima belas menit, akta cerai keduanya pun sudah keluar.
Tampak Aleta dan Wisnu keluar dari kantor catatan sipil dengan memegang akta cerai masing – masing.
“Aleta!” Aleta yang hendak menaiki scooter maticnya pun segera berhenti dan membalikan tubuhnya kembali menghadap kearah Wisnu. “Bagaimana pun juga, kita pernah menjadi suami istri selama lima tahun.”
Aleta mengerutkan dahinya belum paham apa maksud dari perkataan Wisnu.
“Begini saja!” Wisnu kembali berucap. “Aku akan memberimu uang sebesar satu miliar untuk kamu membuka usaha kecil, sehingga kamu tidak perlu lagi menjadi pengantar makanan sepertin sekarang ini.”
Aleta tersenyum mendengar perkataan Wisnu yang jelas – jelas sedang merendahkannya, “Satu miliar?” ujarnya. “Apa kamu tidak salah? Pengorbananku selama lima tahun hanya dihargai satu miliar?!”
“Satu miliar terlalu besar untuk wanita rendahan macam kamu!”
Aleta dan Wisnu langsung membalikan badannya kearah sumber suara.
Tanpak terlihat seorang wanita cantik dengan penampilan mewah yang baru saja turun dari mobil sport merk BMW berjalan menghampiri Aleta dan Wisnu diikuti oleh Novianty dan Siska yang sejak tadi menunggu Aleta dan Wisnu disamping mobil Wisnu.
“Wanita sepertimu sama sekali tidak bernilai!” ucapnya dengan lantang dan nada mengejek serta merendahkan Aleta yang seketika mengerutkan dahinya.
“Sepertinya, kamu yang bernama Bella Berida?!” Melihat sikap arogan wanita itu, Aleta pun langsung bisa menebak kalau Wanita yang berpenampilan modis dengan wajah penuh mike up itu adalah Bella Berida.
“Matamu cukup jeli juga ternyata!” jawab Bella sambil tersenyum merendahkan. “Karena kamu sudah bisa mengenaliku secara singkat, maka aku akan memberikan penilaian tentang hargamu!”
Bella mengeluarkan kartu bank dari dalam tasnya, lalu menunjukan kepada Aleta. “Didalam kartu bank ini ada uang senilai lima miliar. Seumur hidup kamu aku yakin belum pernah memiliki uang sebanyak itu!”
“Kau ambil uang ini, dan pergilah sejauh mungkin dari Kota Liwa, jangan sampai muncul lagi dihadapanku!” sambung bela menekankan.
Aleta menggeleng kepala. Dia tidak menyangka kalau dirinya akan diperlakukan rendah seperti itu oleh Bella Berida. Harga dirinya hanya dihargai lima miliar oleh sosok nona muda keluarga Berida itu.
Tersenyum kecil. “Simpan saja uangmu itu! aku sama sekali tidak butuh uang recehan dari kamu!” ucapnya dengan lantang dan tenang serta diselang senyum mengejek kearah Bella Berida.
“Syukurlah kalau kamu tidak mau! Tadinya aku hanya ingin membantu kamu untuk membuka usaha kecil – kecilan. Dan uang ini sebagai ucapan terima kasih karena kamu sudah melepaskan mas Wisnu untukku!” sahut Bella yang juga tersenyum puas.
“Karena kamu sudah resmi bercerai dengan mas Wisnu, sebaiknya segera pergi dari sini. Aku tidak mau aroma tubuh miskinku membuat udara ditempat ini menjadi tidak baik!” gadis itu kembali menambahkan. “Asal kau tahu! aku ini nona muda dari keluarga kaya, tidak akan tahan dengan aroma busuk dari tubuh perempuan miskin kaya kamu!” ledek Bella dengan lantang.
Beberapa detik setelah ucapan Bella selesai, Aleta pun langsung melayakankan tamparan dan tepat mengenai pipi sebelah kiri Bella.
Plakk!
Bella seketika memekik kesakitan. Kerasnya tamparan Aleta pun mampu membuat tubuh Bella terhuyung dan hampir jatuh. Untung saja, Wisnu yang saat ini berdiri disamping Bella pun dengan sigap menahan tubuh Bella agar tidak terjatuh.
“Sialan!” maki Bella yang kaget dengan tindakan Aleta secara tiba – tiba. “Kau berani menamparku! Apa kau sudah gila! Kau tidak tahu siapa aku!” bentak Bella geram.
“Dasar perempuan miskin! Beraninya kamu menyakiti Nona Bella! Apa kau sudah bosan hidup!” maki Novianty yang juga terkejut melihat tindakan Aleta yang diluar perhitungan.
“Aku sangat tahu siapa kamu!” sahut Aleta dengan sikap tenang. “Kau hanyalah anak haram keluarga Berida yang menjadi pelakor di kehidupan rumah tanggaku!” ujar Aleta.
“Kau adalah wanita licik yang dipenuhi dusta dan kebohongan!” Aleta kembali menambahkan. “Kau mengatakan, kalau proyek Seratus Triliun dari Grand Emerald adalah kau yang ngurus?! Apa kau tahu kalau proyek itu aku yang ngatur sebagai hadiah pernikahanku yang kelima!” bentak Aleta geram.
Bella mengepalkan tangannya mendengar perkataan Aleta yang menyebut kalau dirinya adalah anak haram keluarga Berida.
‘Sial! Darimana dia tahu kalau aku bukan nona muda keluarga Berida, melainkan anak haram ayahku!’ makinya dalam hati. ‘Ini tidak boleh dibiarkan. Keluarga Pratama tidak boleh tahu tentang kebenaran ini. kalau tidak, semua usahaku sia – sia untuk menjadi istri mas Wisnu!’ sambungnya dalam hati.
Sementara Wisnu, Novianty, Siska menoleh kearah Bella yang terlihat begitu panik dengan perkataan Aleta.
“Apa yang dikatakan Aleta itu benar?” tanya Novianty penasaran.
“Maksud tante?” sahut Bella balik bertanya.
“Apa benar kamu adalah anak haram keluarga Berida?” tanya Novianty kembali.