“Pak Raja, kenapa anda tiba – tiba ingin memutuskan kerjasama dengan Pratama Grup? Bukankah anda tahu kalau hari ini kami akan menjalin kerjasama dengan Grand Emerald?” tanya Wisnu belum bisa percaya kalau Grup Sanjaya ingin memutuskan hubungan kerjasama dengannya.
Walau pun saat ini dia akan segera menanda tangan kontrak seratus triliun, tapi dukungan dari Grup Sanjaya tetap dibutuhkan. Terlebih lagi keuangan Pratama Grup tidaklah banya. Kalau untuk mengerjakan proyek ratusan triliun tentunya Wisnu harus mampu menggandeng perusahaan yang benar – benar memiliki modal cukup.
Dalam hal ini tentunya Grup Sanjaya adalah yang paling dibutuhkan untuk bisa membantunya membiayai proyek seratus triliun dari Grand Emerald. Kalau hari ini sampai terjadi Grup Sanjaya memutuskan hubungan kerjasama dengannya, tentu Wisnu harus mencari banyak perusahaan yang mau bekerjasama dengannya.
“Benar pak Raja. Menurut saya, sangat merugikan perusahaan anda kalau sampai hari ini anda benar – benar memutuskan hubungan kerjasama dengan Paratama Grup,” ucap Bella mencoba membela Wisnu agar Raja Sanjaya membatalkan niatnya untuk memutuskan kerjasama dengan Pratama Grup.
“Pak Raja, saya benar – benar minta maaf kalau sebelumnya saya sudah menyinggung anda,” ucap Novianty yang juga ikut turun tangan melobi Raja Sanjaya. “Kebodohan saya mohon pak Raja memaklumi. Saya tidak ada niat untuk merendahkan anda,” sambungnya sambil menoleh kearah Aleta yang berdiri disamping Raja Sanjaya.
“Semua gara – gara dia!” Tangannya langsung menunjuk kearah Aleta. “Wanita rendahan itu yang sudah membuat saya berlaku tidak sopan terhadap anda, pak Raja.”
Aleta tersenyum lucu mendengar tuduhan Novianty, yang mengatakan kalau semua yang terjadi antara dirinya dengan Raja Sanjaya adalah ulah Aleta itu sendiri.
“Gara – gara aku?!” ucap Aleta sambil mengarahkan telunjuknya pada dirinya sendiri.
“Iya, gara – gara kamu! kalau saja kamu tidak datang ketemapat ini, belum tentu hari ini aku menyiggung oak Raja!”
Aleta menyunggingkan senyum. Dia sama sekali tidak menyangka kalau mantan mertuanya itu akan bersikap bodoh dengan melemparkan kesalahan padanya.
“Kak, aku yakin, kalau kehadiran mantan istrimu ini memang untuk membuat keonaran.” Siska mulai menghasut kakaknya dengan ucapan provokasi. “Atau jangan – jangan, dia menghasut pak Raja dengan menjelek – jelekan keluarga kita. makanya pak Raja langsung ingin memutuskan kerjasama dengan keluarga kita.”
Wajah Raja berubah keruh. Perkataan adiknya dianggap sangat masuk akal. Kalau bukan karena hasutan Aleta, belum tentu Raja Sanjaya memutuskan hubungan kerjasama dengannya.
Dengan tangan terkepal dan sorot mata yang menyala serta tajam, Raja berujar dengan lantang.
“Bagus kamu Aleta! Aku tidak menyangka kau menggunakan trik licik seperti ini untuk menghancurkanku, dan membuat pak Raja memutuskan hubungan kerjasama dengan Pratama Grup.”
Laki – laki itu kembali melanjutkan. “Dulu aku mengira kau hanyalah ibu rumah tangga yang polos dan patuh. Ternyata dugaanku salah. Kau tidak ubah sebagai wanita licik yang tidak tahu malu!” tuding Wisnu.
Mendengar hal itu Aleta pun melangkah satu Langkah. “Aku tidak tahu malu? Apa kau tidak berpikir siapa sebenarnya yang tidak tahu malu?” balas Aleta dengan tegas. “Apakah laki – laki yang mencampakan istri sahnya demi seorang selingkuhan bisa dibilang tidak tahu malu?”
Aleta semakin gencar mengeluarkan unek – uneknya. “Membuang istri yang selama lima tahun membantunya bangkit secara perlahan adalah tidak tahu malu? Atau kau sudah lupa darimana kau berasal?”
Sepertinya Aleta benar – benar ingin mempermalukan mantan suaminya didepan umum. “Lima tahun lalu kau hanyalah pria miskin yang tidak memiliki apa – apa! Bahkan keluarga Pratama pada waktu itu hanyalah keluarga kelas tiga di Kota Liwa. Apa kalian lupa itu?” telunjuk Aleta langsung menyapu kearah Wisnu, Novianty dan Siska.
Wajah Novianty, Wisnu, dan Siska berubah merah karena marah. Mereka benar – benar tidak terima dengan perkataan Aleta yang jelas – jelas ingin mempermalukannya diacara tersebut.
“Tentu saja aku masih ingat! Tapi bukan berarti perubahan yang terjadi pada keluarga Pratama adalah berkat kehadiran dan campur tanganmu!” bantah Novianty geram. “Keberhasilan yang diraih keluarga Pratama jelas – jelas karena kemampuan putraku dalam berbisnis!”
“Benar!” sahut Siska. “Tidak mungkin wanita miskin dan bodoh sepertimu bisa membuat keluarga Pratama seperti sekarang ini! jelas – jelas, semua berkat kerja keras kakakku selama empat tahun!”
“Kau harus sadar diri Aleta! Kau itu hanya ibu rumah tangga yang tidak memiliki kemampuan apapun. Kau hanya bekerja sebagai kurir makanan. Bagaimana bisa kau mengklaim kalau keberhasilan keluarga Pratama adalah berkata bantuanmu? Dasar tidak tahu diri!” ujar Wisnu.
“Yang jelas membantukan saat ini adalah Nona Bella.” Tangan Wisnu menepuk tangan Bella yang melingkar erat dilengan kanannya. “Kontrak seratus triliun yang sebentar lagi akan aku tanda tangan ini, itu semua berkat bantuan Nona Bella. Dialah yang membantuku menjalin hubungan dengan pak Toni Saputra, wakil CEO Grand Emerald.”
Aleta menggelengkan kepala. Dia benar – benar tidak habis pikir dengan sikap mantan suaminya, yang bersikeras menganggap kalau kontrak kerjasama yang akan ditanda tangan kali ini adalah berkat bantuan Bella Berida? Padahal sudah jelas pemberian darinya selaku CEO Grand Emerald Enterprise.
“Tapi walau pun demikian, semua itu terjadi karena pak Toni melihat kemapuanku, sehingga dihargai oleh Grand Emerald.” Wisnu meneruskan ucapannya. “Sementara kau, dari semenjak menikah hanya bisa mengurus rumah tangga saja, tidak ada hal besar yang bisa kau lakukan untuk mendukung karirku.”
Wisnu mendengus kasar sebelum kembali meneruskan. “Aku sudah pernah bilang. Bahwa aku menginginkan seorang istri yang bisa membantu bisnisku.” Wisnu menoleh kearah Bella dan menggenggam tangannya.
“Contahnya seperti Bella.” Bella tersenyum bangga. “Kecerdasannya sudah teruji dengan menghasilkan kerjasama seratus triliun kali ini. Dan aku sangat berterima kasih padanya.”
Aleta tersenyum mengejek. “Kau bilang semua karena kemampuanmu?” ucap Aleta. “Kau bisa tanyakan langsung pada tuan Raja. Kenapa empat tahun lalu Grup Sanjaya mau menjalin hubungan kerja sama dengan Pratama Grup? Itu karena aku yang memintanya,”
“Kau yang meminta?” Novianty, Siska, Bella dan Wisnu pun tertawa. “Bualanmu itu sudah tidak berlaku Aleta. Jelas – jelas Pak Raja mau menjalin kerjasama dengan putraku karena dia bisa melihat kemampuan putraku!” ucap Novianty membanggakan Wisnu.
“Buktinya sudah bisa dilihat. Semenjak Wisnu menjabat sebagai CEO Pratama Grup, kondisi perusahaan pun semakin hari semaki baik. Dan bahkan sekarang sudah mulai diakui di kalangan bisnis Kota Liwa,” pujinya.
Aleta tertawa mendengar perkataan Novianty yang begitu membangga – banggakan Wisnu. “Kau terlalu memandang tinggi putramu yang bodoh ini!” telunjuknya langsung mengarah pada Wisnu. “Aku beritahu lagi kebenaran yang sesungguhnya! Keluarga Pratama bisa seperti sekarang ini karena aku yang membantunya secara diam - diam!" serkah Aleta kesal.
"Kontrak seratus triliun yang akan kau tanda tangan hari ini pun aku yang mengaturnya! Tapu sayang, kau malah lebih percaya pada kebohongan Bella! Kau sama sekali tidak percaya dengan ucapanku!”
“Omong kosong!” bantah Wisnu menolak penjelasan Aleta. “Kau jangan sembarangan mengaku hasil kerja orang lain Aleta! Sudah jelas kotrak seratus triliun ini adalah hasil dari kerja keras Bella. Kenapa kau masih bersikeras ingin mengklaim hasil kerja orang lain?”
“Dasar tidak tahu malu!” Siska ikut mendelik kesal.
“Aku tidak mengada – ngada. Lebih jelasnya kau akan lihat sebentar lagi saat pak Toni datang. Apa kerjasama antara Pratama Grup dengan Grand Emerald akan terjadi hari ini?” jawab Aleta. “Begitu juga dengan kerjasama antara Pratama Grup dengan Grup Sanjaya. Itu juga aku yang memberikannya padamu!”
Wisnu kembali mendengus kesal. Dia benar – benar tidak terima kalau kerjasama dengan Grup Sanjaya adalah hasil usaha Aleta.
“Sepertinya otakmu sudah rusak Aleta. Aku sudah bilang! Bahwa kerjasama yang terjalin empat tahun lalu dengan Grup Sanjaya itu karena kemampuanku dalam berbisnis. Dan pak Raja bisa melihat talenta bisnisku yang menonjol, makanya beliau langsung mengajak kerjasama padaku,” bantah Wisnu tetap pada pendiriannya.
Mendengar perkataan Wisnu yang begitu percaya diri, Raja yang sejak tadi terdiam dan menyimak pun akhirnya menyunggingkan senyum mengejek. “Sungguh tidak tahu malu!” ucapnya sambil menatap wajah Wisnu.
“Kau begitu yakin kalau kerjasama itu karena aku tertarik oleh kemampuanmu?” Bella, Siska, Novianty langsung menoleh kearah Raja Sanjaya.”Sungguh tidak tahu diri.”
“Maksud pak Raja?” tanya Wisnu tertegun, dia belum paham arah perkataan Raja Sanjaya.
“Biar aku kasih tahu kebenarannya. Aku menjalin kerjasama dengan hanya karena aku memandang nona Aleta yang sudah membantuku, keluar dari kerisis empat tahun lalu.”
Semua yang hadir seketika terkejut mendengar perkataan Raja Sanjaya. Mereka tidak menyangka, kalau ternyata apa yang dikatakan oleh Aleta adalah benar. Kerjasama Pratama Grup dengan Grup Sanjaya memang berkata Aleta.
“Mustahil!!!”