“Dengar Aleta. Kau sudah memilih untuk bercerai dengaku kemarin. Aku tegaskan sama kamu, sudah tidak ada lagi kesempatan kedua untuk kamu kembali menjadi istriki!” sahut Wisnu yang juga mengira kalau Aleta sengaja datang untuk minta kembali rujuk dengannya.
Mendengar perkataan dan tudingan dari Wisnu Pratama dan Bella serta keluarga Pratama yang lainnya, Aleta hanya menanggapinya dengan senyum. Dia sama sekali tidak perduli dengan tuduhan kalau dirinya sengaja datang karena ingin rujuk.
Dengan begitu santai, Aleta pun melangkah satu Langkah, kedua tangannya disilangkan diatas dadanya, tersenyum sejenak, lalu berucap.
“Ternyata Pak Wisnu memiliki kepercayaan diri yang sangat besar.” Matanya menatap mantan suaminya. “Kenapa bisa berpikiran kalau aku datang sengaja hanya untuk meminta rujuk kembali denganmu? Apakah kamu sebegitu pentingnya untukku?”
Wajah Wisnu seketika berubah merah karena malu bercampur marah. Dia tidak menyangka kalau Aleta memiliki keberanian untuk mempermalukan dirinya didepan umum.
“Diam kau!” tunjuk Novianty geram. “Jangan kau pikir karena memiliki selingkuhan kau bisa semena – mena terhadapa putraku!” makinya dengan keras.
Wisnu seketika menoleh kearah ibunya. “Maksud ibu?” tanyanya penasaran.
“Mantan istrimu ini ternyata sudah memiliki simpanan! Bahkan kemarin simpanannya datang kerumah, dia juga menindas ibu dan Siska!” Mata Wisnu kembali bergeser kearah Aleta. Wajahnya berubah keruh, serta tangannya terkepal dengan erat, menandakan kalau laki – laki itu sudah dikuasai amarah.
“Dasar jalang murahan! Beraninya kau menyuruh selingkuhanmu untuk memukuli ibuku!” teriaknya sambil melotot kearah Aleta.
“Kenapa memangnya kalau aku memukul ibu dan adikmu?”sahut Aleta begitu santai. “Selama lima tahun ini, Ibumu dan juga adikmu selalu menindasku tanpa henti. Menjadikanku seperti layaknnya seorang pembantu, dan sementara kau yang katanya suami hanya bisa menutup mata dan telinga, seolah – olah tidak terjadi sesuatu padaku!”
Aleta kembali meneruskan. “Dan baru mendapatkan satu tamparan saja, sudah seperti tertindas olehku!”
“b******k! Dasar wanita tidak tahu diri! Rasakan ini!”
Wisnu sama sekali tidak mau menerima penjelasan Aleta serta pembelaan Aleta. Dia merasa kalau tindakan Aleta terhadap ibu dan adiknya itu sudah sangat keterlaluan. Makanya, dengan kemarahan yang memuncak, Wisnu pun melangkah maju dan melayangkan satu tamparan mengarah pipi Aleta.
Wajah Novianty, Siska dan Bella terlihat Bahagia melihat kejadian itu. Memang pantas Aleta mendapatkan pelajaran yang setimpal, karena sudah berani meminta selingkuhannya untuk memukuli dirinya dan juga Siska. Seperti itulah pemikiran Novianty saat ini.
Tangan Wisnu melayanga mengarah pipi sebelah kiri Aleta yang sama sekali diam tidak bergerak. Aleta sengaja membiarkan Wisnu melakukan hal buruk padanya, karena sebentar lagi giliran dia yang akan menindasnya secara menyeluruh pada Wisnu dan semua antek – anteknya.
Hanya tinggal beberapa jengkal lagi tangan Wisnu mendarat dipipi Aleta, tiba – tiba!
Tap!
Krak!
Akh!
Wisnu seketika memekik saat sebuat tangan menahan laju tangannya, kemudian memelintir dengan keras dan mendorongnya jauh kebelakang.
“Sialan! Siapa yang berani ikut campur urusanku?!” maki Wisnu dengan lantang, tanpa melihat terlebih dulu pada sosok pria tampan yang kini berdiri disamping Aleta.
Mata Novianty dan Siska seketika membulat lebar. Saat melihat sosok laki – laki yang tentunya diakenali sebelumnya.
“Itu dia!” telunjuknya langsung mengarah pada sosok laki – laki yang beberapa saat lalu melindungi Aleta. “Pria liar yang kemarin menolong Aleta dan memukul aku serta ibu!” ucapnya sambil melotot kearah laki – laki itu yang tiada lain adalah Raja Sanjaya.
“Benar Wisnu! kau harus membalas penghinaan pria liar simpanan si Aleta itu pada ibu kemarin! Dialah pria liar yang begitu sombong dan sama sekali tidak menghargaimu!” sahut Novianty memperkuat aduan Siska.
“Apa?!” Bella yang mengetahui siapa Raja Sanjaya pun terkejut. “Tante yakin kalu laki – laki ini yang menolong serta membawa Aleta pergi kemarin?!” tanyanya penasaran.
Bella sama sekali tidak yakin kalau Raja Sanjaya akan bersikap baik pada Aleta. Bagaimana bisa sosok CEO dari Grup Sanjaya yang merupakan perusahaan terbesar di Kota Liwa bisa tertarik pada sosok ibu rumah tangga, serta istri yang dibuang keluarga Pratama?
Bukan hanya Bella. Wisnu yang sudah sadar kembali saat melihat siapa sosok laki – laki yang baru saja menolong Aleta pun terkejut. Setengah berbisik dia pun bertanya pada ibunya.
“Apa ibu yakin, dia orang yang kemarin menampar ibu dan menolong Aleta?!” Sama halnya dengan Bella. Wisnu pun belum yakin seratus persen kalau laki – laki yang kemarin menolong Aleta dan menindas ibu serta adiknya itu adalah Raja Sanjaya.
“Tentu saja! Dialah orangnya yang dengan sombong menampar ibu serta Siska kemarin!” jelas Novianty dengan nada angkuh. “Sekarang juga, kau harus balaskan penghinaan itu! patahkan kedua tangan laki – laki itu!” Tangannya menunjuk kearah Raja Sanjaya yang begitu tenang menatap mereka berempat secara bergantian.
Mendengar permintaan ibunya, Wisnu pun hanya terdiam sambil menunduk. Seketika tubuhnya gemetar dan keringat dingin mulai tampak bermundulan disekitar wajahnya.
“Dasar manusiah rendah! Sekarang kakaku disini. Dan aku pastikan, hari ini adalah hari terakhir kau bisa menghirup udara bebas, karena setelah ini. kau tidak akan bisa keluar dari ini dalam keadaan utuh!” teriak Siska dengan begitu lantang, sehingga membuat tamu undangan lain yang memang mengenal sosok Raja Sanjaya pun terkejut.
“Dasar bodoh! Punya keberanian darimana wanita itu, sampai dia berani mengancam pak Raja Sanjaya!”
“Sepertinya, keluarga Pratama akan berakhir hari ini, karena keluarganya sudah berani menyinggung pak Raja,”
“Belum tentu, bukankah hari ini Pratama Grup akan menjalin kerjasama dengan Grand Emarald?”
“Benar, dengan terjalinnya kerjasama antara Pratama Grup dengan Grand Emerald, maka sudah tidak dibutuhkan lagi kerjasama dengan Grup Sanjaya,”
Beberapa orang mulai menggosip melihat kejadian itu. Dan tentu saja sangat masuk akal kalau Pratama Grup sama sekali tidak menghargai dan menghotmati Grup Sanjaya, mengingat hari ini mereka akan menuju puncak kejayaan setelah ditanda tanganinya kerjasama seratus triliun dengan Grand Emerald.
“Jadi, ini kakakmu?” tanya Raja Sanjaya sambil menunjuk kearah Wisnu Pratama.
“Iya, dia adalah putraku, Wisnu Pratama, CEO Pratama Grup, apa kau takut sekarang?!” sahut Novianty dengan sikap sombongnya sedikit membusungkan d**a kedepan.
“Sudah terlambat untuk menyesal!” ucap Siska. “Kau sudah lihat tangan kakakku gemetar? Kemarahan kakakku sudah mencapai puncak, sampai tangannya gemetar. Dan sudah bisa dipastikan, sebentar lagi kalian berdua akan tamat!”
Siska tersenyum puas melihat kondisi saat ini. Dia sangat yakin, kalau Raja Sanjaya dan Aleta saat sedang ketakutan.
Mendengar omong kosong Siska dan kepercayaan dirinya yang sangat besar, Aleta pun hanya bisa tersenyum lucu sambil menggelengkan kepala.
“Apa kau yakin kalau kakakmu gemetar karena marah, bukan karena takut?” ucapnya sambil menatap sedihWisnu Pratama yang terlihat semakin ketakutan.
Novianty tertawa mendengar perkataan Aleta. “Anakku takut dengan laki – laki sampah macam dia?!” ucapnya sambil menunjuk kearah Raja Sanjaya. “Dulu mungkin ada yang ditakuti oleh keluarga Pratama yaitu Tuan Raja Sanjaya. Tapi setelah kami menanda tangani kontrak kerjasam dengan Grand Emerald, kami pun sudah bisa dikatakan berada diatas Grup Sanjaya! Jadi tidak ada lagi yang ditakuti oleh putraku!” jelasnya lantang.
Mendengar ucapan ibunya, perasaan Wisnu pun berangsur mereda. Dia sadar kalau sebentar lagi dirinya akan berada diatas Raja Sanjaya. Tentu saja saat ini tidak perlu lagi untuk takut dengan Grup Sanjaya, karena dengan kontrak kerjasama yang didapat hari ini, maka kondisi perusahaannya akan semakin jaya, walau pun tanpa kerjasama lagi dengan Grup Sanjaya.
Perlahan laki – laki itu melangkah maju kedepan beberapa Langkah, kemudian tersenyum pada Raja Sanjaya. “Maaf Pak Raja, karena kita sudah menjalin kerjasama selama empat tahun, saya tidak akan mempermasalahkan kejadian yang menimpa ibu dan adik saya kemarin,” ucapnya sambil tetap bersikap sopan.
“Apa?! D – dia Raja Sanjaya?!”
Wajah Novianty dan juga Siska seketika berubah pucat. Dia sama sekali tidak tahu kalau laki – laki yang sejak tadi diprovokasinya itu adalah CEO Grup Sanjaya yang selama empat tahu sudah membantu Pratama Grup sampai bisa sebesar sekarang.
“Pak Wisnu, saya benar – benar tidak menyangka anda akan bersikap kasar pada Nona Aleta! Apakah anda seorang laki – laki sejati? Beraninya menindas perempuan ditempat seperti ini.”
Raja Sanjaya menoleh kearah Linda. “Perintahkan ke pihak perusahaan, mulai harini Grup Sanjaya sudah putus hubungan kerjasama dengan Pratama Grup!”
“Baik CEO, perintah saya laksakan!” sahut Linda dengan sigap
Wisnu Pratama, Bella, Siska dan Novianty juga tamu undangan yang hadir terkejut mendengar perintah tegas yang disampaikan oleh Raja Sanjaya.
Walau pun saat ini Pratama Grup akan mendapatkan kontrak senilai seratus triliun dari Grand Emerald, tapi keberadaan kerjasama dengan Grup Sanjaya memang masih diperlukan.
“Pak Raja, kenapa anda tiba – tiba ingin memutuskan kerjasama dengan Pratama Grup? Bukankah anda tahu kalau hari ini kami akan menjalin kerjasama dengan Grand Emerald?” tanya Wisnu belum bisa percaya kalau Grup Sanjaya ingin memutuskan hubungan kerjasama dengannya.