“Karena kalian sudah bercerai, bahkan mereka menghinamu seperti ini, apakah penanda tanganan besok dengan Grand Emerald masih bisa dilakukan?!” tanya Raja Sanjaya penasaran.
“Maksud Tuan Raja?” Alena menoleh kearah Raja Sanjaya.
“Saya tahu, kontrak seratus triliun dari Grand Emerald itu adalah hasil kerja keras anda. Dan saya sangat yakin itu, Nona Aleta. Jadi, apakah anda akan membiarkan kerjasama itu terjadi?” jelasnya sambil kembali bertanya.
“Bagaimana anda tahu kalau saya yang berperan dalam kontrak seratus teriliun dengan Grand Emerald? Sementara Wisnu lebih percaya kalau itu hasil jerih payah Bella Berida.”
Raja Sanjaya tersenyum sambil menoleh kearah Aleta. “Wisnu memang buta, tapi saya tidak. Saya pernah melihat sendiri bagaimana kemampuan anda empat tahun lalu. Jadi, saya sangat yakin kalau kontrak seratus triliun itu memang anda yang mendapatkannya.”
Raja kembali menatap kedepan. “Dan setelah kejadian hari ini, apakah anda masih akan membiarkan mantan suami anda menjalin kerjasama dengan Grand Emerald.”
“Tentu saja tidak!” sahut Aleta tegas. “Tapi penanda tanganan tetap akan dilangsungkan. Aku justru ingin melihat reaksi keluarga Pratama saat kebohongan Bella terungkap. Bisa – bisanya anak haram itu menyamar jadi diriku, mengklaim jasaku!”
Aleta kembali menambahkan. “Aku juga ingin melihat ekspresi Wisnu saat tahu kalau proyek seratus triliun itu bukan hasil kerja keras Bella, melainkan hasil kerja kerasku.”
Aleta kembali menoleh kearah Raja Sanjaya. “Tuan Raja,” ucapnya. “Karena saya sudah cerai dengan Wisnu, maka saya meminta anda untuk menghentikan semua kerjasama dengan Pratama Grup.”
“Tentu saja. Aku sudah perintahkan untuk menarik kembali investasi dari Pratama Grup, dan menghentikan kerjasama yang selama empat tahun dijalin,” jawab Raja Sanjaya.
“Maaf CEO, sekarang kita kemana?” tanya Linda memotong percakapan Raja dan Aleta.
Raja Sanjaya menoleh kearah Aleta. “Nona Aleta, kamu baru saja bercerai dengan Wisnu. tentunya saat ini belum memiliki tempat tinggal. Bagaimana kalau untuk sementara tinggal di salah satu Villaku?” ucap Raja Sanjaya menawarkan jasa.
“Sepertinya itu bukan ide yang bagus,” sahut Aleta lembut. “Sebagai Kepala Keluarga Sanjaya, dan juga CEO Grup Sanjaya, sebaiknya anda menjaga jarak dengan wanita yang sudah pernah bercerai. Karena itu akan menghancurkan nama baik anda dan keluarga Sanjaya.”
Aleta menghembuskan nafas pelan. “Sebaiknya suruh sopir untuk menghentikan mobilnya didepan. Biar aku turun disini saja.”
“Tapi Nona Aleta? – “
“Anda tidak perlu khawatir, saya punya tempat sendiri,” potong Aleta.
Raja Sanjaya pun mengangguk. “baiklah,” sahutnya sambil kembali berucap pada sopir. “Berhenti didepan,”
“Baik,” sahut sopir sambil menginjak pedal rem secara pelan, dan akhirnya mobil pun berheti.
Sebelum turun Aleta menoleh sejenak kearah Raja Sanjaya. “Sampai ketemu besok pagi Tuan Raja, terima kasih untuk bantuannya hari ini,” ucapnya sambil tersenyum dan dibalas anggukan Raja Sanjaya.
Aleta pun segera turun dari mobil dan berjalan menyeberang jalan, menghampiri sebuah mobil Rolls Royce yang juga baru saja berhenti beberapa saat yang lalu.
Aleta memasuki mobil tersebut, setelah seseorang membukakan pintu untuknya. Dan setelah Aleta memasuki mobil, laki – laki itu pun memasuki mobil.
“Linda,” ucap Raja Sanjaya setelah mobil yang membawa Aleta pergi. “Perikas pelat nomor mobil yang ditumpangi Aleta segera,” titahnya.
“Baik.”
Linda pun segera menghubungi seseorang untuk membantunya mencari tahu plat nomor mobil yang membawa Aleta barusan.
Setelah beberapas saat menunggu, ponsel Linda pun akhirnya berdering. Linda pun segera menyambungkan panggilan tersebut. Dan setelah mendapatkan informasi tentang mobil yang ditumpangi Aleta, Linda pun langsung menutup panggilannya.
“Gimana? Apa sudah dafat informasi tentang mobil itu?” tanya Raja Sanjaya penasaran.
“Sudah CEO,” sahut Linda sambil menoleh kebelakang. “Baru saja orang yang saya suruh melaporkan, kalau mobil tersebut adalah milik Toni Saputra, wakil CEO Grand Emerald.”
Raja Sanjaya terdiam sejenak, dia terlihat sedikit kaget mendengar penjelasan Linda, yang mengatakan kalau mobil yang ditumpangi Aleta adalah milik Toni Saputra, wakil CEO Grand Emerald.
“Ternyata mobil itu milik wakil CEO Grand Emerald?! Pantas saja Aleta bisa mendapatkan proyek seratus triliun dari Grand Emerald. Ternyata, dia memiliki kedekatan dengan Toni Saputra. Tapi, siapa sebenarnya Aleta? Tidak mungkin hanya kebetulan kenal dengan Toni Saputra?” gumam Raja Sanjaya semakin penasaran siapa sebenarnya Aleta.
Melihat atasannya seperti sedang memikirkan sesuatu, Linda pun kembali berucap untuk mengingatkan.
“Apa kita ikuti mobil pak Toni?” tanya Linda menunggu perintah.
“Tidak perlu,” sahut Raja. “Kita kembali kekanto saja.”
“Baik,”
Linda pun akhirnya memerintahkan sopir untuk mengarahkan mobilnya menuju kantor Grup Sanjaya.
*****
Hotel Century Park adalah salah satu hotel terbaik dan berstatus bintang enam di Kota Liwa. Suasana saat ini begitu ramai, mengingat hari ini akan ditanda tangan perjanjian kontrak proyek senilai seratus Miliar, antara Grand Emerald dengan Pratama Grup.
“Siska,” ucap Novianty yang memang sudah berada di hotel tersebut beberapa saat yang lalu. Pakaiannya terlihat begitu rapi dan mewah. Semenatar disampingnya berdiri Siska Pratama yang juga mengenakan gaun mewah.
“Aku mendengar dari kakakmu dan juga Nona Bella, yang hadir ditempat ini semuanya adalah pengusaha kelas atas yang ada di Kota Liwa. Gunakan kecantikanmu untuk menggoda salah satu dari mereka. Ibu yakin, kalau kau berusaha, maka akan mendapatkan suami yang kaya raya,” ucapnya melanjutkan.
Siska mengukir senyum licik. “Ibu tenang saja, aku bisa pastikan, akan mampu mendapatkan menantu kaya raya untuk keluarga Pratama. Dan target utamaku adalah, Tuan Toni Saputra, karena dia adalah wakil CEO Grand Emerald.”
Tentu saja gadis itu paham dengan maksud Ibunya. Bahkan tanpa harus diingatkan pun, Siska memang sudah berencana menggunakan kecantikan dan kemulusan tubuhnya, untuk menggoda salah satu pemilik perusahaan yang kebetulan hadir di tempat itu.
“Bagus,” ucap Novianty lega, karena putrinya sudah memahami situasi. “Menurut kabar, Pak Raja Sanjaya dari Grup Sanjaya pun akan hadir malam ini?” lanjutnya sambil memutar pandangan, mencari sosok Raja Sanjaya. Namun seketika matanya terhenti pada sosok Aleta yang baru saja masuk dan sedang berjalan kearahnya.
Penampilan Aleta saat itu memang sangat lain. Dia datang dengan mengenakai gaun yang sangat mewah, penampilannya pun sangat anggun, sehingga memancarkan kecantikan yang sangat luar biasa.
Semua mata tamu undangan langsung tertuju pada sosok Aleta yang saat ini sudah berdiri dihadapan Novianty dan Siska.
Ibu dan anak itu pun menatap jijik Aleta yang saat ini berdiri dan tersenyum licik pada mereka berdua.
“Aleta, ternyata wanita sepertimu masih berani datang keacara kelas atas seperti ini.” Siska melemparkan senyum mengejek kearah Aleta. “Apa kau tidak sadar dimana posisimu? Apa kau pikir kau pantas setara dengan kami?”
Novianty melangkah maju satu Langkah. Matanya menyelidik penampilan Aleta dari atas sampai bahaw.
“Jangan kau mengira hanya dengan menyewa gaun mewah statusmu akan berubah, lalu bisa sejajar dengan orang – orang kelas atas?!” Aleta hanya tersenyum mendengar ucapan Novianty. Dia sama sekali tidak memperdulikan perkataan dua orang itu.
“Dengar Aleta, Wanita miskin macam kamu tidak akan pernah naik kelas hanya dengan sehelai gaun mewah yang kau pakai! Sampah akan tetap menjadi sampai selamanya.” Novianty terlihat puas karena sudah mempermalukan Aleta didepan umum. Sementara Aleta masih tetap diam tidak berucap sepatah pun.
“Kamut ahu hari ini putraku akan menanda tangan kontrak senilai seratus triliun, makanya kau datang untuk merubah keputusanmu dan berharap Wisnu akan kembali menerimamu sebagai istrinya!” Penuh percaya diri Novianty langsung menuding kalau kedatangan Aleta ingin kembali menjadi istri Wisnu.
“Sayang semua sudah terlambat! Wisnu sudah memberikan kesempatan agar kau menanda tangan surat ijin untuk menikahi Nona Bella, namun kamu sendiri yang lebih memilih bercerai!” tegas Novianty begitu percaya diri.
Mendengar perkataan mantan mertuanya itu, Aleta tersenyum lucu. Sungguh orang – orang yang tidak tahu malu! Pikirnya dalam hati. Bagaimana bisa mereka menuduh kalau kedatangan Aleta hanya ingin kembali menjadi istri Wisnu?
Aleta menggelengkan kepala sambil kembali tersenyum lucu dengan tingkah dan perkataan Novianty serta Siska yang dianggap sangat konyol olehnya.
Dan disaat Aleta bersiap membalas ucapan keduanya, tiba – tiba Wisnu datang bersama Bella. Keduanya berjalan bergandengan dengan tangan Bella melingkar dilengan Wisnu.
“Aleta?!” Bella mengerutkan dahinya saat melihat Aleta ditempat itu. “Untuk apa kau kemari? Apa kau tahu acara apa ini?” Bella menatap tajam Aleta. “Atau kau belum bisa melupakan mas Wisnu?” Tuduhnya dengan tegas.
“Dengar Aleta. Kau sudah memilih untuk bercerai dengaku kemarin. Aku tegaskan sama kamu, sudah tidak ada lagi kesempatan kedua untuk kamu kembali menjadi istriki!” sahut Wisnu yang juga mengira kalau Aleta sengaja datang untuk minta kembali rujuk dengannya.