Pagi yang cerah sekalipun hati seorang Sultan justru kelabu. Di tengah perasaan sekaligus hati yang berlayar, terombang-ambing mewakili setiap rasa yang susah payah Lintang apalagi Sultan sembunyikan, semuanya masih berjalan dengan semestinya. Penyamaran masih berlanjut, dan mereka pun masih bersama sebagai orang asing yang juga harus membatasi interaksi apalagi bila mereka sedang di depan Zio. Suasana meja sarapan mendadak sunyi atas kehadiran Zio yang langsung pergi dan hanya menyapa kilat, sekadar mengucapkan selamat pagi. Lintang yang duduk bersebelahan dengan Bunny dan benar-benar tidak sampai bersin, mendadak ragu untuk menegur Zio, untuk sekadar mengingatkan pemuda itu sarapan. Seperti biasa, Pinny yang kebetulan duduk di sebelah Bunny, yang melakukannya. Iya, Akbar kembali mengamb