Pagi yang cerah, secerah senyuman Lintang yang baru saja keluar dari apartemen. Apalagi di sana ada Pipin yang makin menghebohkan suasana. Pipin ikut berteriak sambil loncat-loncat. Lintang terlihat sangat bahagia, seolah gadis itu baru keluar dari penjara dan telah membuat Lintang sangat tersiksa. “Kamu kenapa?” tanya Sultan terheran-heran menatap Akbar. Akbar yang seketika berhenti loncat-loncat, juga tak kalah bingung karena mendadak ditegur oleh Sultan. “Memangnya aku kenapa?” “Ya kamu kenapa teriak sambil loncat-loncat kayak tadi?” balas Sultan. Ia tersenyum pada Lintang yang berdiri di sebelahnya. Kekasihnya itu tak hentinya tersenyum riang sekalipun di sana ada orang lain selain mereka. Di sana ada kedua orang tua Sultan, ada Embun, juga Arina yang baru saja melepas kepergian Zio