Menunggu Sultan di tempat parkir sekolah membuat Lintang mengawali paginya dengan hati yang sibuk berdebar. Ia sampai berkeringat karena terlalu gugup tak sabar bertemu Sultan. Apalagi dari kemarin, Sultan masih belum mengabarinya, pemuda itu bak menghilang ditelan bumi mengikuti keinginan Lintang untuk tidak saling bertukar kabar. “Kalau aku sih yakinnya, dia tetap jadi Sunny biar bisa tetap dekat kamu dan kamu enggak sampai sibuk bersin,” ucap Langit yang masih setia menemani sekaligus menjaga Lintang. Lintang melirik Langit yang sampai menyandarkan kepala pada pundak kanannya. Kembarannya itu tampak sangat mengantuk. Namun, setelah apa yang terjadi karena terungkapnya rahasia Sunny yang otomatis juga mempermalukan Sultan, masihkah Sultan berani menjadi Sunny? “Kamu sakit apa gimana si