Kuhisap rokok ku dalam-dalam sebelum Tomas menariknya lepas dari bibirku, membuangnya ke lantai dan menginjaknya dengan sepatu hitamnya yang mengkilat. “Kau perlu berhenti dengan tabiat menjijik kan ini Red,” ucapnya pelan. Ku hembuskan asap rokok itu ke atas sebelum mendekatkan bibirku ke telinganya. “Oyah?? Memang apa yang akan kau lakukan padaku bila aku terus membantah?” bisikku. Tomas menolehkan wajahnya yang setengah tersenyum ke arahku dan mencengkeram daguku dengan tangannya yang lebar. Mendorong ku hingga menempel pada tembok sebelum melayangkan sebuah ciuman ke bibirku sambil mengeraskan cengkeraman tangannya. “Kau tidak ingin membuatku marah, Baby,” bisiknya diantara ciumannya. Badanku langsung terbakar merasakan sentuhannya yang kasar. Jika saja kami tidak sedang menunggu