“By..” Adnan melambaikan tangannya, memanggil sang kekasih hati yang berada tak jauh darinya. “Lo langsung caw, Nan? Nggak nongkrong-nongkrong dulu?” Adnan mengangguk. Pemuda itu menepuk pundak Farhan, “yang kita lakuin dari tadi apaan kalau bukan nongkrong?” celotehnya membuat Farhan menganga. ‘Are you kidding me?’ Sahabat terdekat Adnan itu melontarkan pertanyaannya melalui sebuah tatapan. Nongkrong macam apa yang Adnan maksud? Jika itu berleha-leha sembari menunggu kelas adik junior mereka selesai, maka mengantarkan maminya berbelanja ke pasar, juga bisa disebut nongkrong sekarang. Adnan terkekeh. Ia dapat membaca tatapan yang Farhan layangkan padanya. “Main aja ke rumah. Nyokap pasti happy.” Ucapnya lalu memberikan tepukan terakhir sebagai salam perpisahan. Hal tersebut juga diri