"Tumben udah pulang lo,” ujar Gin heran. “Baru mau gue tanya butuh dijemput apa enggak." Hari Jumat dan Sabtu biasanya Tita memang tidak pernah pulang di bawah jam sembilan malam. Ia akan sibuk mengurusi persiapan pernikahan dan bongkar venue sesudahnya. Sementara Jumat ini, gadis itu sudah kembali padahal waktu baru menunjukkan pukul tujuh malam. "Kerjaan gue diambil alih sama Mas Erwan," jawab Tita ceria. "Lo mau dipecat?" "Edàn!” seru Tita terkejut. Ia langsung berjalan tergesa menghampiri Gin di meja makan lalu mencubit bibir sahabatnya. “Jahat banget mulut lo, Gin!" Hanya sesaat saja tangan Tita berhasil menjepit mulut Gin, karena detik berikutnya pemuda itu langsung melepaskan diri. Tawa jahatnya langsung terdengar puas. "Kan lo sendiri yang sering curigaan bakal dipecat." Tita