Dulu, Anjani pernah membayangkan bisa berjalan-jalan berdua dengan Arjuna. Mengunjungi pusat perbelanjaan, menikmati es krim sembari bertukar tawa. Pernah memang ia memiliki kenangan itu semua, namun kala itu, Arjuna belum mengetahui tentang perasaannya. Sehingga rasanya berbeda ketika kali ini, Arjuna mengajaknya berbelanja, menikmati es krim dan saat ini mereka tengah menunggu camilan lainnya. Mereka duduk di salah satu meja, saling berhadapan, seperti sepasang kekasih. “Terima kasih sudah bersedia membantu saya memilih furnitur rumah,” kata Arjuna tersenyum hangat pada gadis di hadapannya. “Bukan bersedia, tapi Jani terpaksa,” ralat Anjani dengan senyum sinis yang nampak menggemaskan di mata Arjuna. “Tidak apa-apa, berawal dari terpaksa jadi sukarela nantinya,” gurau Arjuna. Anjani