Iva duduk kembali di kursinya di depan omanya Abby. Tidak berapa lama Evelyn menyusulnya. Wanita itu terus menebar senyuman ramah tapi palsu dan berusaha memulai lagi peperangannya dengan Iva. “Setiap hari kafemu ramai ya, Va,” cetus Evelyn. “Ini semua berkah dari Tuhan dan berkat kerja keras tim di sini,” balas Iva. “Kalau setiap hari Abby dibawa ke sini, apa itu bagus untuk perkembangan fisik dan psikisnya? Secara, di sini kan banyak orang dan mungkin saja ada yang penyakitan ....” Evelyn menurunkan kedua ujung bibirnya sambil mengedikkan bahu seakan kafe milik Iva itu adalah sumber berbagai macam penyakit. “Menurut buku parenting yang aku baca sih, kalau anak banyak bertemu orang, anak bisa belajar memahami karakter orang-orang di sekitarnya sejak dini. Dia pun jadi lebih peka terha