22. Terlanjur Kaya. Maaf, Ya!

2347 Kata

Iva merasakan ketegangan di sepanjang perjalanan dari hotel sampai di keesokan harinya setelah tiba di Jakarta. Fabian memasang wajah jutek dan irit bicara selama belasan jam kebersamaan mereka. Beruntung ada Abby yang senantiasa memberi sedikit hiburan. Setelah supir Fabian menjemput mereka di bandara dan tiba di rumahnya, pria itu tidak memberikan kesempatan Iva untuk turun dan membawa masuk Abby yang tertidur. “Aku saja.” Fabian memindahkan Abby ke pangkuannya. Iva mengembus napas. Dia tahu Fabian kecewa sekaligus marah kepadanya karena pengakuan palsu Evelyn di Haarlem sana. Namun, sebisanya Iva berusaha menahan diri untuk tidak bersikap impulsif. “Bian—” “Pak, langsung antarkan Bu Iva ke apartemennya.” Fabian justru tidak memberi kesempatan Iva bicara dan meminta supirnya untu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN