48. Balasan yang Perih

2304 Kata

“Tiba-tiba Aluna tidak mau makan. Wajahnya juga murung. Apa yang sudah kau lakukan, Kai?” Alis Kaivan berkerut mendengar pertanyaan sang ibu. Dirinya hendak istirahat makan siang sampai tiba-tiba ibunya menelepon. “Mana kutahu? Kenapa ibu tidak bertanya padanya? Jangan semua yang terjadi padanya adalah kesalahanku,” kata Kaivan teringat Aluna mendiamkannya sejak pagi tadi. “Bagaimana ibu tidak menyalahkanmu? Kau itu suaminya. Jika terjadi sesuatu pada istrimu, itu adalah tanggung jawabmu.” Kaivan memijit pangkal hidungnya kemudian mengakhiri panggilan dengan sang ibu. Ia lalu menyandarkan punggungnya pada kursi sambil mencoba mengingat, kiranya kesalahan apa yang ia lakukan sampai membuat Aluna merajuk. Apa dirinya telah menjanjikannya sesuatu? Kaivan memejamkan mata berusaha berpik

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN