Aluna menimang putra kecilnya dan sesekali mencium pipinya yang begitu lembut dan halus. Ia sudah berada di rumah sekarang, baru pulang dari rumah sakit tadi pagi setelah dokter mengizinkannya. Aluna menatap wajah putra kecilnya yang begitu mirip dengan Kaivan. Orang bilang, wajah bayi masih bisa berubah-ubah, tapi ia harap sampai dewasa pun wajah Kai tetap mirip dengan wajah ayahnya. “Lun, sini, biar ibu gendong Kai.” Anggita berjalan memasuki kamar sambil membawa sepiring makanan di atas nampan. Ia lalu meletakkan nampan berisi makan siang untuk Aluna ke atas meja lalu menghampiri Aluna yang duduk di tepi ranjang sambil menggendong cucu pertamanya. “kau makan lah, biar Kai bersama ibu,” ujarnya setelah berdiri di depan Aluna. Aluna mengangguk. Ia pun memberikan Kai dari gendongannya

