Aluna bangun dan melakukan peregangan meski matanya masih malas terbuka. Ia merasa tidurnya begitu nyenyak. “Hoam ….” Aluna menutup mulutnya saat menguap dan membuka mata pelan-pelan. Ia lalu mengedarkan pandangan dan tak menemukan Kaivan. Berpikir Kaivan mungkin pergi ke luar, Aluna turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi. Setelah selesai buang air kecil, ia kembali ke kamar lalu kembali membungkus diri di bawah selimut. Aluna mengangkat tangannya dan menatap cincin di jari manisnya di mana dalam kepala hanya ada Kaivan. Ia merasa tak sabar, kiranya hadiah apa yang akan Kaivan berikan sebagai kejutan. Tak terasa sudah 2 hari berlalu sejak Kaivan memberitahunya hadiah kejutan utama saat mereka di kereta gantung hari itu dan ia pikir hadiahnya mungkin sebentar lagi. Cklek!

