Aku berlari masuk ke dalam rumah dengan air mata bercucuran di pipi. Aku mengusapnya cepat tapi air mata kembali keluar, bukan hanya membasahi pipi juga masuknke bibirku. Aku menoleh ke belakang dan kulihat Om Satria masih di tempatnya, dia tampak termenung. Apa ucapanku begitu mengganggunya? Terlihat begitu kaget wajah Om Satria saat aku memintanya menikahiku secara hukum juga. Bukan hanya sah menurut agama yang tidak kuat sama sekali. Ketika bosan, hanya tinggal mentalak lalu pergi begitu. Itu sangat mengerikan. Aku masuk kamar dan menguncinya, tengkurap di ranjang dan membaca status WAku dengan foto Om Satria di Muara yang discrenhoot oleh Linda dan mengirimkannya ke grup berisi teman sekelas khusus cewek. Ada dua grup teman sekelas satu campuran cowok cewek, satunya lagi hanya khusu