POV Satria "Berhenti menangis. Saya salah saya minta maaf." Aku mengusap air mata di pipinya. Ternyata perempuan di mana-mana sama, suka menangis suka ngambek. Seperti ibu saja. Kalau apa-apa tidak dituruti, pasti akan mendiamkanku sampai aku minta maaf. "Habisnya Om bicara nyakitin banget. Pakai bilang aku genit segala, lagi. Gimana aku gak sedih, coba?" Dia meraih tisu lalu membuang ingus keras, aku meringis. Hii. Ternyata seperti Putri dia, jorok sekali. Aku meraih tisu basah di dashboard dan mengulurkan padanya. Nina mengerucutkan bibir, tapi tetap menerimanya lalu mengusap hidungnya dan mendelik memandangku. "Ni udah bersih!" katanya jengkel. "Katanya cinta, tapi kok jijik liat aku buang ingus?! Heran, deh." Aku menggaruk rambut. "Nina, saya biasa hidup terawat dan menjaga kebers