"Kenapa kamu senyum-senyum?" Om Satria menoleh memandangku, memicingkan mata dengan heran. Ya gimana aku gak tersenyum coba? Tingkahnya aneh banget. Aku memperhatikannya dan lagi-lagi tersenyum kecil. "Enggak papa." "Tapi kamu tersenyum terus." Ia membuang napas, menatapku sekilas dan mendelik. Aku menutup bibir dengan telapak tangan dan tertawa kecil. "Om lucu." "Saya bukan badut." "Ya memang bukan badut, tapi Om terlihat sangat lucu." "Apa saya hanya lucu tidak keren tidak juga gagah?" tanyanya sambil menoleh memandangku. "Om ganteng." "Berarti saya tidak gagah." Ketusnya, ia membuang napas kesal. Aku menggeleng-gelengkan kepala. "Tapi kamu 'senang' kan, tadi?" Ia mengedip mengoda, membuat wajahku langsung menghangat karena malu. Aku mendekat lalu mencubit kuat pinggangnya. Om