Aku menggeliatkan tubuh, merentangkan tangan lebar sambil mengendus udara saat mencium harum bawang goreng disusul sengit cabai yang membuatku sedikit terbatuk. Kutatap jam dinding, pukul 5 lewat seperempat. Rajinnya suamiku, jam segini sudah beraktivitas di dapur. Dengan malas aku beranjak bangkit, lalu berjalan menuju dapur. Om Satria tengah berdiri membelakangiku menghadap kompor. Aku berjalan pelan-pelan lalu memeluknya dari belakang, memejamkan mata sejenak menghirup aroma yang wangi. Om Satria menoleh dan tersenyum. "Pagi, Sayang?" Sapanya dengan senyum terkembang lembar, membuat wajahnya tampak menawan. "Pagi juga, Mas." Balasku dengan bibir melekuk senyum. Cup. Aku mencium pipinya. Cup. Lalu kembali kucium pipi sebelahnya. Ia menyentil hidungku. "Sana mandi, setelah itu kita mak

