POV Nina "Mas?" Aku membuka mata perlahan, tubuhku rasanya lemas sekali bagai tak bertulang. Om Satria duduk di kursi sebelahku, tangannya menggenggam tanganku dengan posisi kepala menunduk mencium tanganku yang terasa basah dan hangat. "Mas," ulangku. Ia perlahan mengangkat kepalanya, memandangku dengan mata basah. Ia mengusap matanya dan kembali memandangku. "Syukurlah kamu sudah sadar." Lirihnya dengan wajah khawatir. "Kamu nangis, Mas? Kenapa? Emangnya aku sakit apa sampai mas terlihat sangat sedih?" tanyaku heran. Aku meringis saat merasakan tak nyaman di perut, rasanya seperti diremas. Botol infus isinya tinggal setengah menggantung di atasku. Aku menatap Om Satria yang diam saja, wajahnya terlihat begitu muram. Ia menggeser kursi mendekat lalu mengusap kepalaku lembut. "Apa p

