100

1642 Kata

POV Astuti Tangan Wulan melambai-lambai di depan wajahku. Aku tersentak dan langsung saja memandangnya. "Sejak tadi aku perhatikan ibu terus melamun. Ada apa sebenarnya dengan ibu?" tanyanya, ia meletakkan sendok ke piringnya yang sudah bersih dari makanan dan bertopang dagu memandangku. Menatapku lekat-lekat. Aku menggeleng. Tentu saja tak mungkin mengatakan padanya bahwa aku mencemaskan Nina. "Ibu yakin gak kenapa-napa?" tanyanya terlihat khawatir. "Kalau ibu sedang ada masalah, bicara aja sama aku, Bu. Siapa tau aku bisa membantu." Tatapnya lembut dan terlihat tulus. Andai kamu tahu, Wulan, ibu ragu untuk melanjutkan rencana itu karena Nina hamil. Jika anak itu tidak sedang mengandung, maka aku akan mengiyakan keinginan Wulan tanpa banyak pertimbangkan seperti kemarin. Aku menarik

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN